Utusan Sang Bapak
|Setalah PDIP mendeklarasikan untuk mengusung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI, partai lain segera merapatkan barisan untuk mengambil tindakan lanjut. Sebelumnya, sudah terbentuk koalisi kekeluargaan yang terdiri dari partai partai politik, kecuali Nasdem, Hanura dan Golkar yang sudah menentukan pilihan ke Ahok. PDI Perjuangan pimpinan Mbak Mega memang sang juara pada Pilkada tahun 2014, sehingga suaranya sangat diperhitungkan. PDIP adalah satu satunya partai politik yang bisa mengusung calon gubernur dan wakil tanpa harus melakukan koalisi. Dengan bergabungnya, PDIP ke barisan partai pendukung Ahok-Djarot, kemudian partai lain mengambil tindakan siapa yang akan diusung untuk bertarung di DKI-1
Beberapa partai politik merapat ke Cikeas.
Kenapa Cikeas?
Apa kamu lupa, Yanindra, kalau di Cikeas terdapat seorang tokoh yang sangat luar biasa di negeri ini. Sempat menjadi penguasa negeri ini selama sepuluh tahun alias dua periode jabatannya. Selama dua periode menjadi presiden sudah kenyang makan asam garam dalam dunia perpolitikan. Berbagai kebijakan beliau lakukan sehingga sisa-sisnya masih sampai sekarang. Presiden yang lahir sama dengan bulan kelahiran mu, Yanindra.
Pak SBY?
Betul sekali Yanindra, mosok kamu lupa dengan pak SBY. Walaupun beliau sudah mantan presiden jangan sampai kamu lupakan beliau, Yanindra. Tapi juga jangan selalu membanding bandingkan Pak SBY dengan presiden yang sekarang. Soalnya, pacar ku itu nggak mau kalau aku banding-bandingkan dengan mantan ku yang dulu. Mungkin begitu pula, pak SBY nggak mau kalau dibandingkan dengan presiden yang sekarang.
Pak SBY itu presiden yang luar biasa dalam sejarah Indonesia. Belialah satu satunya presiden Indonesia yang memiliki album lagu. Kala waktu senggangnya sebagai presiden, beliau menyempatkan waktu untuk menulis lagu dan puisi. Kalau nggak salah, pak SBY memiliki lima album lagu lho, Yanindra. Coba bayangkan, lima album yang terdiri dari empat puluh lagu. Bukankah itu luar biasa, Yanindra, penyanyi penyanyi dangdut kalah produktif dibandingkan dengan pak SBY. Bandingkan dengan presiden yang sekarang ini, nggak ada apa apanya. Presiden yang sekarang memang suka dengan music, terkhusus music rock, tapi aku nggak pernah melihat beliau itu bisa nyanyi. Lha wong suaranya saja cempreng kok, mana mungkin beliau bisa menyanyi. Tapi terpenting presiden yang sekarang ini bisa kerja-kerja-kerja
Oh maaf, Yanindra, kalau pada akhirnya aku membanding-bandingkan.
Kembali ke Pilkada Jakarta, kita menuju Puri Cikeas tempat kediaman mantan presiden ke-6 Indonesia, ke rumah Pak SBY.
Walaupun partai pak SBY harus dedelduel pada pemilu 2014, tapi charisma pak SBY tetap diperhitungkan oleh banyak pihak, Yanindra. Oleh karena itu setelah mendengar deklarasi PDIP pimpinan mbak Mega untuk mengusung Ahok, partai-partai yang lain, minus Gerindra dan PKS segera merapat ke rumah pak SBY. Beberapa petinggi partai ke rumah pak SBY, salah satunya adalah mas Eko, seorang comedian yang berhasil menjadi anggota Senayan.
Bukan maksud untuk mengadu kembali antara Pak SBY dengan Bu Mega, Partai partai yang datang ke Cikeas menganggap bahwa Pak SBY bisa berbuat banyak. Kalau dihitung secara matematis berdasarkan partai pengusung, Ahok akan menang lagi, maka harus dilakukan berbagai cara untuk menahan laju Ahok. Pak SBY sudah punya pengalaman tentang hal itu. Pada Pemilu 2004, Demokrat hanya partai gurem mampu mengalahkan Banteng miliknya Bu Mega. Prestasi itu selalu diingat banyak orang, sebagai kemenangan sensasional karena partai kecil dengan pemimpin yang besar bisa mengalahkan partai yang menjuarai pemilu 1999, sekaligus Bu Mega adalah presiden incumbent.
Berdasarkan hasil rapat kurang lebih dua hari dua malam, pagi hari saat orang-orang masih tidur, koalisi yang dibentuk Cikeas mendeklarasikan akan mengusung mas Agus Yudhoyono sebagai calon Gubernur Jakarta.
Mas Agus adalah putra pertama dari pak SBY.
Kamu sebagai wanita mesti mengenal mas Agus kan, Yanindra?