Teori masuknya Agama Hindu ke Indonesia
|Ada beberapa teori masuknya agama Hindu ke Indonesia. Para ahli sejarah mengungkap siapa yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia. Antara sejarawan satu dan yang lainnya berbeda pendapat mengenai siapa yang membawa agama Hindu. Analisis dari para sejarawan disertai dengan alasan yang cukup meyakinkan sehingga membuat kita dibuat bingung dengan pendapat para tokoh. Teori yang satu dengan yang lain saling bertolak belakang. Dari beberapa teori, berikut ini ada lima teori tentang masuknya agama Hindu ke Indonesia.
Teori Brahmana
J.C Van Leur mengungkapkan bahwa penyebar agama Hindu di Indonesia adalah kaum brahmana yang diundang oleh para pemimpin suku. Kedatangan para Brahmana ditujukan untuk melegitimasi kekuasaan para pemimpin suku tersebut. Jadi menurut J.C Van Leur, kaum brahmanalah yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia. Hal ini didasarkan bahwa agama Hindu bukalah agama yang demokratis bagi orang banyak. Yang mampu membaca bahasa sansekerta adalah kaum brahmana. Sedangkan teori ini diragukan karena kaum Brahmana pantang untuk menyebrangi lautan. Padahal kita tahu letak Indonesia dengan India harus melewati ribuan kilometer air laut.
Teori Ksatria
Ter Haar mengungkapkan bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh kasta Ksatria. Di India zaman dahulu sering terjadi pertikaian antar kaum ksatria. Para prajurit yang mengalami kekalahan pada akhirnya meninggalkan India dan kemudian menyebar ke beberapa wilaya salah satunya Indonesia. Mereka inilah yang kemudian mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggal. Di tempat itu pula terjadi proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu. Namun teori memiliki kelemahan yaitu tidak ada bukti tertulis bahwa pernah terjadi kolonialisasi India atas Indonesia.
Teori Waisya
N.J Krom mengungkapkan Teori Waisya, yaitu para pedaganglah yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia. Krom menganalisa atas dasar, para pedaganglah (kaasta waisya) yang paling banyak datang ke Indonesia. Para pedagang India yang ingin berdagang ke Cina, singgah di Indonesia. Kemudian mereka membentuk pemukiman India, bahkan banyak dari meraka yang menikah dengan penduduk pribumi. Lewat interaksi itu mereka menyebarkan agama Hindu. Kelemahan teori waisya yaitu apabila Hindu disebarkan oleh pedagang seharusnya agama Hindu “hanya” berkembang di daerah pesisir. Sedangkan pada kenyataannya banyak kerajaan yang bercorak Hindu di daerah pedalaman.
Teori Sudra
Van Feber adalah bahwa : Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia. Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.
Teori Arus Balik
Coedes dan FDK Bosch mengungkapkan teori arus balik yaitu agama Hindu disebarkan oleh orang Indonesia sendiri. Sudah banyak pedagang Indonesia yang berdagang di India. Selain berdagang mereka juga berinteraksi dengan penduduk India. Sehingga mereka mengenal agama Hindu.
Dari beberapa teori yang diungkapkan di atas, para sejarawan menyimpulan bahwa yang menyebarkan agama Hindu ke Indonesia adalah kaum Brahmana yang mendapatkan undangan dari Raja. Teori ini berhubungan dengan hanya kaum Brahmana yang mengetahui isi dari kitab Weda. Agama Hindu dikenal dengan agama yang kurang begitu demokratis yang begitu mensyakralkan tentang masalah penyebaran agama.