Sistem mocopat
|Sistem mocopat disini bukanlah lagu dalam bahasa Jawa. Akan tetapi Sistem mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian empat penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem mocopat dikaitkan dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah (istana), alun-alun, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Peletakan bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa pada zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari pasaran menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu
- arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa,
- arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat,
- arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu,
- arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan
- arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu.
Jadi pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam menata dan menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan susunan ibu kota pusat pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta ada bangunan tempat pemujaan, pasar, dan penjara.
Di daerah Tuban, Jawa Timur di masa dahulu masih terdapat model desa penenun sebagai berikut.
- Pusat desa lama terdapat di tengah desa (dikelilingi desa) di dalamnya terdapat rumah kepala desa, rumah pencelupan kain, dan rumah ulama.
- Pusat administrasi berada di belakang rumah kepala desa.
- Kemudian dikelilingi desa-desa mocopat yang membentuk lingkaran mengelilingi pusat desa tersebut.
Demikian kaitan antara sistem mocopat dengan religiositas di masa nenek moyang kita.
Sumber :
Wardaya (2009) Cakrawala Sejarah 1 : untuk SMA / MA Kelas XI . Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional