Serangan Jepang ke Pearl Harbour

serangan jepang ke pearl harbourPada awalmya Jepang hanya ingin diakui kedudukannya di Asia oleh Amerika Serikat. Namun disini Amerika Serikat tidak bersedia mengakui kedudukan Jepang di Asia karena prinsip Amerika Serikat yaitu demi kepentingan ekonomi amerika daerah pasifik harus dikuasai. Oleh karena itu Jepang menganggap bahwa Amerika Serikat adalah rintangan besar bagi terwujudnya pembentukan Negara Asia Timur Raya.

Hubungan Amerika Serikat dan Jepang semakin memanas karena keduanya tetap pada pendirian masing-masing, ditambah lagi dengan adanya perang Tiongkok hubungan keduanya semakin memanas. Karena Amerika Serikat tidak mengakui atau menolak pendudukan Jepang di Tiongkok. Untuk menghentikan agresi Jepang Amerika Serikat mengambil langkah-langkah yang salah satunya membekukan kekayaan dan modal Jepang yang ada di Amerika Serikat. Menteri luar negeri Amerika Serikat Cordel Hull menyatakan bahwa jika Jepang bersedia menghentikan agresinya di Tiongkok maka Amerika Serikat akan menghentikan pembekuan kekayaan dan modal Jepang. Jepang menolak dan mngelurakan statement bahwa Jepang akan menghentikan agresinya di Indo-Cina Utara, tetapi untuk Tiongkok Jepang tidak bersedia mengalah sedikitpun dan meminta kepada Amerika Serikat unutk menghentikan pembekuan modal Jepang.

Selanjutnya Amerika Serikat diwakili oleh Hull menyarankan agar diadakan sebuah persetujuan non-agresi antara Inggris, Tiongkok, Jepang, Belanda, Uni Soviet, Thailan, dan Amerika Serikat, yang menginginkan adanya kesatuan di wilayah Indo-Cina dan menjalankan politik pintu terbuka, menarik pulang semua pasukan darat – angkatan laut – angkatan udara – polisi Jepang di Tiongkok dan Indo-Cina, mendukung pemerintahan nasional Tiongkok. Pada tanggal 7 Desember 1941 perwakilan dari Jepang Nomura membawa tanggapan Jepang atas usul Amerika Serikat. Namun disini Jepang sadar bahwa Amerika tidak akan mengabulkan tuntutan Jepang sehingga pada hari itu juga Jepang dibawah pimpinan laksamana Yamamoto menyerang Paerl Harbour. Dan pecahlah Perang Pasifik.

Diam-diam, Laksamana Yamamoto, panglima tertinggi Armada Gabungan Jepang merencanakan gempuran hebat untuk membinasakan seluruh kekuatan laut Amerika dengan sekali pukul. Dengan lumpuhnya kekuatan Amerika di Pasifik, dalam perhitungan strateginya, penaklukan ke seluruh Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia dan Pasifik Selatan akan lebih mudah. Tanggal 23 November 1941, satu armada Jepang yang kuat, yang terdiri dari 6 kapal induk, 2 kapal penempur, 3 penjelajah dan 12 perusak bergerak dengan tujuan penuh rahasia ke tengah Samudera Pasifik. Dan di bawah perlindungan malam yang gelap, hari Minggu tanggal 7 Desember 1941 pada pagi buta, mereka sudah berada di posisi sekitar 200 mil sebelah utara Pulau Oahu. Dari sinilah ratusan pesawat pembom, pelontar torpedo dan pesawat tempur tinggal landas dari kapal-kapal induk mereka.

Dan pukul 7:55 pagi, 200 pesawat gelombang pertama bergemuruh di atas Pangkalan Angkatan Laut Pearl Harbour. Pihak Amerika sama sekali tidak siap. Banyak petugas tidak berada di posnya. Mereka tidak mengira akan perang. Apalagi waktu itu hari Minggu. Akibatnya malapetaka besar. Dalam waktu singkat pangkalan itu gegap-gempita dengan ledakan hebat yang disertai kobaran api dan asap tebal. Pada waktu itu ada 8 kapal penempur, sejenis kapal penjelajah raksasa, yang sedang istirahat di pangkalan itu. Kapal-kapal perang besar inilah yang menjadi sasaran utama para penerbang Jepang. Mereka menghujani dengan bom dan torpedo karena mengira kapal induk. Ratusan pesawat Amerika di pangkalan udara di dekatnya juga hancur di landasan sebelum sempat tinggal landas untuk memberikan perlawanan.

Dalam serangan gelombang pertama kapal-kapal penempur Arizona, California dan West Virginia tenggelam. Oklahoma terbalik. Empatpuluh lima menit kemudian serangan gelombang kedua menyebabkan kerusakan berat pada kapal-kapal penempur Maryland, Nevada, Tennessee, dan Pennsylvania yang sedang berada di galangan. Sepuluh kapal perang lain juga tenggelam atau rusak berat. Ribuan tewas dan luka-luka. Namun pihak Amerika masih dapat merontokkan 29 pesawat Jepang. Amerika Serikat beruntung malapetaka lebih besar tidak terjadi karena tiga kapal induk yang berpangkalan di Pearl Harbour waktu itu sedang berada di laut lepas, sehingga luput dari serangan. Inilah yang mencegah kelumpuhan total Armada Pasifik Amerika.

Keberhasilan gempuran Jepang ke Pearl Harbour ternyata memang telah mempermudah penaklukan tentara Jepang ke seluruh Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia dan Pasifik Selatan, tetapi dalam waktu tidak lama, kekuatan laut Amerika pulih kembali. Dari delapan kapal penempur yang tenggelam atau rusak berat, hanya dua yaitu Arizona dan Oklahoma yang tidak dapat diperbaiki dan dioperasikan kembali. Arizona dibiarkan di tempat ia tenggelam, dibeton dengan semen dan dijadikan monument peringatan untuk mengenang mereka yang telah tewas dalam serangan mendadak Jepang itu.

One Comment