Salaman

salamanBerikan pendapatmu tentang apa yang harus ku lakukan, Yanindra. Dari tadi, dari beberapa detik yang berganti dengan menit, dari beberapa menit yang berganti menjadi beberapa jam. Aku belum dapat memastikan apa yang harus ku lakukan. Kebimbangan dengan pilihan, itu yang mendasariku untuk terpaku dari tadi menatap paras cantik yang ada tidak jauh dari tempatku berdiri. Berikan solusi untuk memecahkan problematika yang aku alami ini, Yanindra. Jadilah kamu pencerah, yang bisa membawaku menuju terang benderang, dari suramnya ketakutan dalam memilih. Kira-kira aku bersalaman dengan gadis tersebut apa nggak, Yanindra???

Itu mungkin sepele bagimu, tapi itu sungguh masalah yang kompleks dalam hidupku. Kalau ku ulurkan tanganku terus gadis itu nggak mau salaman, kan aku jadi malu, Yanindra. Terus kalau nanti aku nggak salaman, disangka aku orangnya nggak ramah dan entah yang yang orang katakan tentangku. Persoalan ini membuatku dari tadi hanya mlongo, sambil cengar-cengir melihat gadis tersebut. Kalau nggak salah, aku dulu pernah melihat gadis itu kok, Yanindra. Gadis itupun kalau nggak salah juga mengenal aku. Bukannya kepedean, Yanindra, soalnya aku tadi dengar kalau gadis tersebut memanggil namaku.

Kalau nasehat temanku yang kemarin itu, nggak apa-apa mengajaknya salaman, masalah gadis itu mau atau nggaknya itu sudah jadi resiko. Kan itupun juga tidak melanggar kode etik, atau entah apa namanya, dan itupun bukan satu bentuk kejahatan yang sangat berbahaya atau bahasa kerennya, extraordinary crime. Kata temanku, yang termasuk kejatahan katagori tersebut adalah terorisme, narkoba dan korupsi. Itu merupakan kejahatan yang berbahaya, yang membutuhkan hukuman yang setimpal. Kalau terorisme dan kasus narkoba, aku sering melihat pelakunya dihukum mati, Yanindra. Tapi, kalau masalah korupsi itu belum ada yang sampai segitunya. Kalau boleh mencontoh, negara tirai bambu, menerapkan hukuman yang seperti itu, dan dampaknya negara itu sekarang perekonomiannya maju pesat.

Berjabat tangan itu bukan kejahatan. Berjabat tangan bisa berarti perkenalan antara dua insan manusia. Sebagai maklhuk sosial, kita senantiasa berinteraksi dengan orang lain. Interaksi yang baik itulah yang membawa dampak positif dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, negara kita, Yanindra. Saat komunitas Rohingnya dari Myanmar membutuhkan tempat untuk tinggal, sebagai satu bangsa yang baik, maka negara kita menawarkan diri untuk membantu mereka, meski negara kita sendiri kalau dibilang makmur, ya belum, masih tarah berkembang. Tapi tolong menolong dalam kebaikan itu sangat ditekankan oleh Tuhan.

Kembali apakah aku harus berjabat tangan, Yanindra???

Ibu-ibu yang dari kemarin menanyakanku itu pernah bilang kepada anak didikku, Yanindra. Kalau aku mau mengajak salaman, lihat dulu dari pemakaian jilbab yang digunakan. Kalau jilbabnya besar, itu berarti kemungkinan besar, gadis tersebut tidak mau berjabat tangan dikarenakan bukan mahrom. Kalau jilbabnya itu hanya aksesoris semata, entah itu dimode bentuk apa, dan gadis tersebut memakai baju dan celana yang ketat, dapat dipastikan gadis tersebut mau berjabat tangan. Terkadang pemakaian jilbab, itu sudah menyalahi qitoh awal yang diperintahkan Tuhan kepada para kaum wanita. Di era modern ini, pemakaian jilbab itu hanya sebatas aksesoris bukan sebuah identitas diri. Banyak yang secara harfiah memakai jilbab, sedangkan secara batiniah, para gadis tersebut telanjang, nampak keburukan dimana-mana.

Kalau sesama laki-laki aku sering berjabat tangan, Yanindra. Berjabat tangannya sih yang wajar-wajar saja. Ada lho, Yanindra, jabat tangan yang berlebihan. Pernah nggak kamu jabat tangan terus kemudian tangan itu kamu cium, Yanindra??? Pasti pernah. Biasanya jabat tangan seperti itu dilakukan oleh anak kecil kepada orang yang lebih dewasa, rakyat jelata kepada orang yang memiliki derajad diatasnya. Ada yang dicium sekali, ada yang beberapa kali, terus ada yang setelah berjabat tangan kemudian bekas tangannya yang kita ajak jabat tangan, kita cium. Hal itu aku lihat kemarin ketika melihat pak yayi sedang bersalaman dengan orang yang sudah tua. Kalau secara umur, pak yayi kalah akan tetapi secara ilmu, pak yayi menang. Terkadang hanya sebatas salaman saja itu untuk mengharapkan berkah. Keren kan, Yanindra.

Berajabat tangan itu nama lainnya salaman, Yanindra. Aku juga pernah kok, Yanindra, salaman dengan orang kemudian aku cium tangan mereka, diantaranya salaman dengan bapak-ibu, kerabat yang lebih tua, dan guru-guruku. Salaman dengan cara seperti itu, merupakan salah satu warisan budaya dari leluhurku agar memberikan penghormatan yang lebih, kepada orang yang lebih daripada kita. Mungkin juga bisa dibilang ini adalah merupakan sisa-sisa kebudayan feudal yang masih dan terus hingga saat ini dilakukan oleh kebanyakan orang. Aku sendiri juga sering disalami oleh anak didikku kemudian mereka mencium tanganku. Kadang aku merasa terhormat dan merasa lebih dihargai ketika mereka berjabat tangan denganku kemudian mencium tanganku.

Terus bagaimana Yanindra, aku salaman nggak dengan gadis yang ada di depanku yang memakai jilbab warna ungu ini???

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *