Reshuffle
|Kalau menurutku gonta-ganti pacar itu ada plus minusnya kok Yanindra. Nggak semua salah dari gonta-ganti pacar. Kebanyakan orang memahami dari sisi hitamnya saja, tapi melihat dari sisi putihnya. Orang-orang menganggap pacaran itu tidak sesuai dengan syariat Islam. Kemudian mereka menginginkan pacaran yang sesuai dengan syariat Islam, yakni dengan melakukan ta’aruf. Kalau menurutku sama saja, Yanindra, ya cuman ganti baju saja. Yang awalnya telanjang kemudian memakai baju muslimah, akan tetapi hakikat kelakuannya sama.
BPJS yang kemarin itu juga tidak sesuai dengan syariat agama Islam,Yanindra. Sehingga hasil dari rekomendasi dari MUI, BPJS harus dilakukan perbaikan agar tidak melanggar nilai-nilai dalam Islam. Kok semua sekarang harus sesuai dengan syariat Islam, ya Yanindra. Sepengetahuanku kata-kata “menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” sudah diganti pada tanggal 18 Agustus 1945. Itu lho, Yanindra, dasar negara yang tercantum dalam Jakarta Charter yang dibuat oleh Panitia Sembilan.
Masalah gonta-ganti pacar jangan tanyakan ke aku, Yanindra, karena ku rasa kamu lebih tahu dari pada aku. Tapi kalau gonta-ganti kebinet, aku tahu. Itu terjadi pada saat Indonesia menerapkan demokrasi liberal (1950-1959). Mosok dalam rentan waktu sembilan tahun, ada tujuh perdana menteri, Yanindra. Sembilan tahun, tujuh kabinet, luar biasa kan Yanindra. Kalau ganti perdana menteri nggak harus melulu ganti kebijakan sih nggak masalah. Pemerintahan sekarang tinggal melanjutkan pembangunan yang dilakukan pemerintahan terdahulu, kalau ada kekurangan kemudian dilakukan perbaikan.
Tapi kenyataannya, selama ini tidak seperti itu, Yanindra. Ganti presiden ya ganti semua menterinya. Seolah-olah ada program bersih-bersih, padahal ada beberapa menteri yang pada masa terdahulunya itu bekerja dengan bagus, kemudian diganti menteri baru yang belum tentu lebih baik dari yang dahulu. Nanti kalau dirasa gagal, kemudian direshuffle. Perombakan yang dilakukan oleh presiden sih wajar-wajar saja, itu kanhak prerogratif presiden. Mau menteri dari orang-orang partai atau non partai, kita nggak boleh ikut campur. Biasanya pergantian menteri itu diukur dari kinerja dan selain itu juga konstelasi politik yang ada. Jadi pergantian menteri nggak melulu harus dikarenakan kinerja buruk lho, Yanindra.
Kalau seseorang berganti pasangan, mungkin dikarenakan kinerja dari pacar selama ini buruk, Yanindra. Jarang komunikasi dan jarang mengadakan kontak. Kalau semua itu jarang kan tidak memenuhi adanya interaksi percintaan. Kan syarat interaksi itu harus ada kontak dan komunikasi. Kalau aku hanya diam-diam mendoakan mbak-mbak gemes itu, sementara mbak-mbak gemes itu tidak tahu kalau aku doakan, kan sama saja Yanindra, tidak akan tersebar benih-benih cinta dalam relung hatinya. hohoho
Komunikasi itu penting, Yanindra.
Kemarin Pak Presiden merombak kabinetnya, Yanindra. Desas-desus mengenai pergantian kabinet itu sudag terdengar lama, akan tetapi baru terealisasi menjelang perayaan kemerdekaan. Mungkin semua itu menunggu momen yang pas, Yanindra. Kamu nggak bisa langsung ujuk-ujuk menyatakan cinta pada seseorang, padahal belum pernah melakukan pdkt sebelumnya. Kemungkinan besar akan ditolak, meski masih ada harapan untuk diterima.
Moment peringatan kemerdekaan ini semoga bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik, kalau perlu menjadi Indonesia hebat seperti yang didengung-dengungkan selama pemilu tahun kemarin. Menteri perdagangan, menteri PPN/Kepala Bappenas, Sekretarsi Kabinet, dan tiga menko baru harus bekerja lebih giat dan harus membuktikan kinerja yang lebih baik dari para pendahulu mereka. Yang menarik terjadi tiga pergantian menko alias menteri koordinasi antara lain Menko Polhukam, Menko Kemaritiman, dan menko Perekonomian. Lho koordinasi kan kaitannya erat dengan komunikasi, Yanindra.