Prostitusi Online
|Beberapa hari ini aku agak khawatir dengan kasus yang sedang disorot media itu, Yanindra. Jangan-jangan salah satu dari muridku ikut terlibat didalamnya. Kasus itu lho, Yanindra, mengenai adanya prostitusi online yang ternyata pekerjanya masih pelajar. Aku khawatir nanti kalau kalau ada muridku yang juga terciduk oleh polisi gara-gara kasus tersebut. Kamu nggak usah khawatir sama aku, Yanindra. Walaupun aku jomblo, aku tidak akan melakukan tindakan tercela tersebut baik sebagai mucikari, pelaku maupun pelanggan dari bisnis online ini.
Saat pemerintah Jokowi menggalakkan bisnis online, Eh prostitusi juga ikut-ikutan mengedarkan daganganya melalui online juga. Bisa melalui akun twitter, facebook, instagram maupun media sosial lainnya. Ternyata kegiatan prostitusi ini juga inovatif mengikuti perkembangan zaman. Inovatif dengan menggunankan perkembangan teknologi, juga inovatif dengan pelakunya yang kini semakin meremaja, terungkap beberapa hari yang lalu pelakunya adalah anak-anak.
Anak-anak???
Iya Yanindra anak-anak seusia murid-muridku
Entah bagaimana menyebutnya, mereka itu pelaku atau korban aku juga kurang tahu
Kisah ini bukanlah hal yang baru, ini merupakan kisah klasih negeri ini mungkin di dunia tentang adanya prostitusi, Yanindra.
Kita memang harus sedikit banyak prihatin, Yanindra. Bagaimana tidak, pada saat penggerebekan yang dilakukan polisi mereka masih menggunakan seragam SMP, dan lebih miris lagi mereka itu melayani nafsu para kaum gay, sesuka jenis. Ini sudah menjadi penyimpangan yang akut. Aku tidak tahu kenapa mereka melakukan penyimpangan tersebut. Prostitusi atau pelacuran sendiri sudah merupakan tindakan dosa dalam agama, terus dilakukan dengan sesama jenis pula, bukankah ini sudah benar-benar keterlaluan, Yanindra?
Masih ingat dengan kaum LGBT, Yanindra?
Masih ingat dengan kasus prostitusi online yang melibatkan artis?
Kebanyakan orang kalau ditanya apakah prostitusi itu baik, mesti mereka akan secara cepat dan kompak bilang TIDAK, seperti kampanyenya partai Demokrat tentang korupsi. Toh pada kenyataannya, beberapa pihak tetap melakukan tindakan hina tersebut. Ada pandangan bahwa pelacuran dianggap sebagai sesuatu yang buruk namun ada beberapa yang membutuhkan (evil necessity). Pandangan ini didasarkan pada kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu seksual pihak yang membutuhkan.
Bukankah untuk menyalurkan hasrat seksnya bisa dengan menikah?
Apakah pihak-pihak yang membutuhkan itu para jomblo?
Beberapa negara memang memperbolehkan adanya prostutisi dengan dalih yang aku sebutkan di atas, Yanindra. Malah dibeberapa tempat dibuatkan kusus rumah bordir sebagai tempat untuk melakukan tindakan tersebut. Beberapa orang menganggap bahwa prostitusi merupakan pekerajaan yang menggiurkan dan dapat menghasilkan banyak uang. Mereka sedikit lupa dan mengesampingkan dengan adanya bahaya penyakit kelamin. Mereka kemudian mengakali dengan menggunakan alat pengaman. Itulah sisi bejat otak manusia yang selalu mengakali hukum yang ada.
Tapi ini Indonesia, negara yang beragama
Agama jelas melarang tindakan prostitusi. Dalam agama Islam , Zina merupakan dosa besar karena perbuatan tersebut kotor dan keji. Agama Islam sudah membuat hukuman yang sangat tegas dalam masalah prostitusi ini yaitu dengan hukuman cambuk seratus kali dimuka umum bagi para pelaku yang belum menikah dan hukuman rajam hingga mati bagi pelaku bagi orang yang sudah menikah.
Pemerintah dalam kasus prostitusi sebenarnya juga sudah mengambil berbagai tindakan pencegahan. Beberapa cara antara lain dengan menutup berbagai kawasan yang dijadikan tempat prostitusi seperti Kalijodo Jakarta, dan Gang Ndoli Surabaya. Selain itu juga pemerintah juga sudah mengeluarkan Perppu tentang hukuman tambahan bagi para pelaku kejatahan seksual kepada anak.
Tapi kenyataan di lapangan tidak ada perubahan, Yanindra
Moral penduduk negeri ini mengalami penurunan
Apakah ini berarti pemerintah gagal dalam revolusi mental?
Apa guru-guru sekolah tidak mengajarka kepada murid-muridnya tentang baik dan buruk?
Apa orang tua hanya bersikap acuh terhadap perkembangan anak?
Anak-anak merupakan generasi penerus masa depan, Yanindra. Dulu saat aku kuliah pernah mendengar pada tahun 2045, ketika Indonesia berumur 100 tahun akan ada yang namanya Indonesia emas. Maka dikeluarkan lah yang namanya Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mencetak generasi emas Indonesia yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, terampil dalam kehidupan, akan tetapi juga menjadi manusia yang relegius. Tapi apa daya, kurikulum tersebut pada implementasinya mengalami berbagai kendala. Dan mungkin juga beberapa pihak yang terkait juga tidak mau untuk berubah, Yanindra. Kalau demikian yang diinginkan, Indonesia emas kemungkinan akan sulit untuk didapatkan.