Proklamasi
|Gimana ya Yanindra, rasanya menjadi Bung Karno ketika menjelang peristiwa akbar, proklamasi kemerdekaan Indonesia?? Mesti capek sekali, baik itu capek secara fisik maupun psikis. Capek fisik karena sepulang dari Dalat, Vietnam Selatan, Bung Karno tidak istirahat, Yanindra. Malah beberapa hari setelah kepulangannya, Ia, Bung Karno, diculik para pemuda. Bahasa lebih halusnya, Bung Karno diamankan oleh para pemuda menuju suatu tempat agak terpencil yang bernama Rengasdengklok.
Salah apa sehingga Bung Karno harus diculik?
Ini beda dengan kisah penculikan Sinta oleh Rahwana lho Yanindra. Kisah penculikan ini dikarenakan perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua mengenai waktu dan cara proklamasi. Para pemuda ingin segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya sebelum Sekutu tiba di Indonesia. Sedangkan golongan tuaberpikir panjang dan harus mendiskusikan terlebih dahulu dengan anggota PPKI lainnya. Para golongan tua, masih meragukan kekalahan Jepang terhadap Sekutu. Mereka juga memiliki alasan lain, yaitu kedudukan Jepang masih kuat sehingga kemungkinan pertumpahan darah bisa saja terjadi. Golongan tua lebih berpikir dan bertindak hati-hati, Yanindra.
Kisah penculikan ini sebenarnya nggak beda jauh dengan kisah Sinta dan Rahwana. Kisah penculikan Bung Karno dan Hatta, serta Fatmawati dan Guntur Sukarnoputro ini juga didasari oleh rasa cinta. Rasa cinta para pemuda terhadap para tokoh tersebut sehingga mereka membawa nama-nama tersebut menuju Rengasdengklok. Para tokoh pemuda mencintai Bung Karno, sehingga dalam upaya mengamankan dari pengaruh Jepang serta untuk merayu segera memproklamasikan, salah satu cara dengan menculiknya ke Rengasdengklok.
Kenapa harus Rengasdengklok, Yanindra??? kenapa nggak ke Ngawi saja?
Oh iya, Yanindra. Ngawi itu merupakan salah satu kabupaten yang cukup terkenal. Kata Ngawi berasal dari bahasa sansekerta, awi, yang berarti bambu. Di Ngawi selain kamu temukan pohon Jati, juga dapat kamu temukan pohon bambu disepanjang aliran Bengawan Solo. Ngawi sudah terkenal di dunia internasional, Yanindra. Bukan, bukan soal yang kemarin yang katanya Ngawi bangkrut dan mau digabungkan dengan Magetan. Juga bukan masalah ada orang Ngawi yang menikah dengan peri, bukan. Tapi dikarenakan di Ngawi, Eugene Dubois menemukan manusia purba yang dinamakan Pithecanthropus Erectus, yang katanya merupakan missing link dari Teroir Evolusi Darwin. Terus apa hubungannya, Ngawi dengan Rengasdengklok??? Yo jangan marah seperti itu tow Yanindra, aku kan ingin mengenalkan daerahku.
Kembali lagi ke masalah kenapa harus di Rengasdengklok.
Letak Rengasdengklok agak terpencil sehingga akan dapat dideteksi dengan mudah kedatangan tentara Jepang. Rengasdengklok merupakan daerah yang sudah dikuasi oleh tentara Peta yang dipimpin oleh Chudanco Subeno. Rakyat di daerah Rengasdengklok anti terhadap Belanda. merupakan beberapa alasan kenapa kok Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke tempat tersebut. Kalau alasan kenapa Gubernur Jawa Timur pertama, Soeryo, dibunuh harus di Ngawi aku belum menemukannya, Yanindra.
Salahkah pemuda saat itu, Yanindra?
Memang sulit Yanindra, menilai sesuatu itu salah atau benar. Salah dan benar itu merupakan suatu relativitas. Bagiku itu benar, namun bagimu belum tentu benar, bagitu pula sebaliknya. Salah dan benar itu kadang membuat kita terombang ambing dalam ketidakmenentuan. Salah dan benar merupakan satu paket yang sulit untuk terpisahkan, dimana ada salah musti ada benar. Jadi kalau ada anak yang berbuat salah, jangan semakin kau salahkan Yanindra. Karena dengan tau salah, mereka secara langsung akan tahu benar. Masa muda memang seperti itu, inginnya mencoba-coba hal yang baru.
Penculikan itu bisa dianggap benar juga bisa dianggap sebuah kesalahan dalam proses Yanindra. Namun begitu, ujung dari semua itu adalah terwujudnya suatu yang diidam-idamkan selama itu, kemerdekaan. Mungkin cara mereka salah, akan tetapi tujuan mereka adalah benar. Penculikan itu kemudian berujung dengan jaminan dari Ahmad Subardjo bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan paling lambat, besok pukul 10.00. Akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta dikembalikan ke Jakarta guna menyusun dan membacakan proklamasi kemerdekaan.