Perlawanan Bersenjata Terhadap Jepang
|Perhatikan data berikut!
- Lahir di singaparna tahun 1899 dengan nama umri alias hudemi
- Berdasarkan SK presiden no. 064/TK/ 1972, pada tanggal 6 november 1972 pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional
- Pada masa pemerintah belanda pernah dicurigai mengajarkan ilmu agama
- Pada masa pendudukan jepang menolak melakukan seikerei
Berdasarkan data tersebut, tokoh yang dimaksud adalah….
(A) K. H. Hasan basri
(B) Supriyadi
(C) Teuku umar
(D) K. H. Mas mansyur
(E) K. H. Zainal Mustafa
Pembahasan:
Perlawanan di Aceh
Perlawanan rakyat Aceh terjadi karena penderitaan yang dialami akibat kesewenangan Jepang. Rakyat Aceh banyak dikerahkan untuk romusha. Mereka diharuskan membangun parit, lapangan terbang, jalan, dan lain-lain. Perlawanan Aceh ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Penyerangan terpenting adalah penyerangan di Cot Plieng yang terjadi pada tanggal 10 November 1942. Dalam serangan pertama dan kedua, rakyat Aceh berhasil memukul mundur Jepang ke Lhoksumawe. Pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng. Kebencian rakyat semakin bertambah ketika Tengku Abdul Jalil gugur di tempat saat sedang sembahyang. Setelah itu, pemberontakan Jangka Buyaterjadi di bawah pimpinan T. Hamid.
Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya)
Pada bulan Februari 1944 di Singaparna terjadi perlawanan terhadap Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Sebab perlawanan adalah adanya perintah upacara Seikerei (penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk ke arah matahari terbit) dan penderitaan akibat kesewenangan Jepang. Kiai Zainal Mustofa akhirnya ditangkap pada tanggal 25 Februari 1944 dan pada tanggal 25 Oktober 1944 beliau dihukum mati.
Perlawanan di Indramayu
Dengan alasan dan sebab yang hampir sama, di Indramayu juga muncul pemberontakan terhadap Jepang. Pemberontakan tersebut terjadi di Desa Kaplongan. Perlawanan terjadi pada bulan April 1944. Beberapa bulan kemudian tepatnya tanggal 30 Juli 1944 terjadi pemberontakan di Desa Cidempet, Kecamatan Loh Bener.
Perlawanan PETA di Blitar
Pada tanggal 14 Februari 1945 di Blitar terjadi pemberontakan yang dilakukan para tentara PETA (Pembela Tanah Air), di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang. Pada saat itu Jepang sedang terdesak dalam Perang Pasifik. Untuk mengatasi pemberontakan ini, Jepang melakukan tipu muslihat. Mereka menyerukan agar pemberontak menyerah karena akan dijamin keselamatannya. Namun, ternyata para anggota PETA tetap mendapat hukuman. Organisasi PETA ini selanjutnya dibubarkan.
Jadi:
Berdasarkan data tersebut, tokoh yang dimaksud adalah…. (E) K. H. Zainal Mustafa
- (A) K. H. Hasan Basri merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1984-1990.
- (B) Supriyadi pemimpin perlawanan PETA di Blitar
- (C) Teuku umar pahlawan dari Aceh yang gigih melawan Belanda
- (D) K. H. Mas Mansyur salah satu tokoh nasional yang menempuh jalur kooperatif saat terjadi Pendudukan Jepang. K. H. Mas Mansyur salah satu anggota dari Empat Serangkai
Untuk meteri secara lengkap mengenai Masa Pendudukan Jepang di Indonesia silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih