Peninggalan Zaman Megalitikum
|Pada zaman pra-aksara, salah satu pembabakan didasarkan pada alat yang ditinggalkan. Berdasarkan hal tersebut, maka zaman pra-aksara dibagi menjadi zaman batu dan zaman logam. Zaman batu sendiri dibagi menjadi Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum dan Megalitikum. Pembagian ini didasarkan pada karakteristik alat tersebut. Semakin kesini, benda-benda yang ditinggalkan semakin halus. Alat-alat dari batu tersebut memiliki kegunaan salah satunya untuk berburu.
Berbeda dengan peninggalan yang lainnya, penginggalan Megalitikum sebagian besar bukan untuk digunakan berburu. Peninggalan Megalitikum sebagian besar berhubungan dengan sistem kepercayaan. Hal ini menandakan pada saat itu manusia pra-aksara sudah mengenal sistem kepercayan. Terdapat berbagai sistem kepercayaan, tapi pada dasarnya yang terkenal adalah Animisme, Dinamisme dan Totemisme. Animisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang, Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda yang memiliki kekuatan gaib, sedangkan Totemisme adalah kepercayaan menyucikan binatang tertentu.
Peninggalan Megalitikum diantaranya:
Menhir merupakan tiang atau tugu batu yang dibuat untuk menghormati roh nenek moyang. Daerah-daerah ditemukannya Menhir antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan dan Bali.
Dolmen merupakan meja batu yang untuk menaruh sesaji. Di beberapa tempat, Dolmen juga dijadikan sebagai peti mati. Hal ini didasarkan adanya temuan tulang belulang dan bekal di dalam Dolmen. Sebagai bekal orang yang meninggal disertakan benda-benda seperti periuk, tulang binatang.
Pundek Berundak adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang yang berupa batu tersusun secara bertingkat-tingkat. Di tempat punden berundak biasanya ditemukan juga Menhir. Punden berundak merupakan bangunan asli Indonesia. Bentuk candi merupakan bentuk akulturasi antara kebudayaan luar dengan seni arsitektur Indonesia, yakni punden berundak.
Arca terbuat dari batu yang berbentu patung manusia maupun hewan. Arca bisanya digunakan untuk mengenang roh nenek moyang atau juga digunakan untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Kubur Batu berfungsi sebagai peti mayat. Kubur batu terbuat dari lempengan batu yang disusun sedemikian rupa. Daerah yang banyak ditemukannya kubur batu adalah daerah Jawa Barat.
Sarkofagus menyerupai peti mayat atau keranda yang berbentuk seperti lesung dengan tutup dibagian atasnya. Benda ini terbuat dari batu utuh. Adanya Sarkofagus menandakan kepercayaan bahwa orang yang meninggal perlu dikubur. Daerah yang banyak ditemukan Sarkofagus adalah Bali.
Waruga adalah kubur batu yang berbentuk kubus. Bentuknya hampir sama dengan dolmen dan safkofagus, yaitu dibuat dari bahan batu utuh. Daerah yang banyak ditemukan Waruga adalah daerah Sulawesi Tengah dan Utara.
terima kasih sudah berbagi, Saya sangat menghargai apa yang di ulas dalam artikel ini. saya merasakan yang begitu besar setela membaca beberapa artikel di site ini. Terima Kasih