Peninggalan bercorak Hindu-Budha
|Di Indonesia banyak ditemukan bekas-bekas peninggalan sejarah kerajaan- kerajaan yang bercorak Hindu – Buddha. Peninggalan bercorak Hindu-Buddha banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur. Masuknya pengaruh Hindu-Buddha telah mengubah dan menambah kasanah budaya Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan. Peninggalan- peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha, antara lain candi, stupa, gapura, arca, relief, patung, dan karya sastra.
Candi
Candi berasal dari kata candika, sebutan untuk Durga sebagai Dewi Maut. Jadi bangunan candi, ada hubungan dengan kematian. Memang candi didirikan sebagai makam dan sekaligus tempat pemujaan, khususnya makam para raja dan orang-orang terkemuka. Hal inilah yang membedakan antara fungsi Candi di Indonesia dengan yang ada di India. Selain itu juga dibeberapa candi terdapat ornamen khas Indonesia, seperti perahu yang terdapat pada relief Candi Borobudur. Di lihat dari sudut pengelompokannya, candi-candi di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga jenis/corak bangunan candi, yakni corak Jawa Tengah bagian Selatan, corak Jawa Tengah bagian Utara, dan corak Jawa Timur.
Terdapat perbedaan fungsi candi antara agama Hindu dan Buddha. Dalam agama Hindu, candi adalah tempat penguburan abu jena ah. Di Bali upacara pembakaran mayat dinamakan Ngaben. Di dalam candi Hindu biasanya terdapat patung-patung dari para penguasa (raja) atau orang-orang terkenal yang dijelmakan sebagai dewa. Dalam agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Arca yang ada dalam candi Buddha bukanlah arca perwujudan dari raja.
Relief
Relief merupakan seni pahat-timbul pada dinding candi yang terbuat dari batu. Pada candi bercorak Hindu, relief tersebut biasanya melukisan cerita atau kisah yang diambil dari kitab-kitab suci maupun sastra (bias cerita utuh, bias pula hanya cuplikan), misalnya Mahabharata Ramayana, Sudamala, Kresnayana, Arjuna Wiwaha, berikut tokoh- tokoh Wayang Punakawan yang tak terdapat di India. Sedangkan dalam candi Buddha, pada reliefnya terpahat cerita seputar kisah hidup Siddharta Sang Buddha seperti relief di Candi Borobudur.
Stupa
Stupa merupakan bangunan suci yang berkaitan dengan agama Buddha. Stupa menjadi lambang Budhisme itu sendiri. Sebagai lambang perjalanan Sang Buddha masuk ke nirwana, bangunan stupa terdiri atas tiga bagian yaitu andah, yanthra, dan cakra. Andah melambangkan dunia bawah, tempat manusia yang masih dikuasai hawa nafsu. Yanthra merupakan suatu benda untuk memusatkan pikiran saat bermeditasi. Pada Candi Mendut terdapat patung Rusa (lambang peristiwa khotbah pertama Sang Budha). Cakra melambangkan nirwana, tempat para dewa.
Arca
Arca adalah patung yang terbuat dari batu yang dipahat menyerupai bentuk manusia atau binatang. Patung dibuat oleh para seniman dan pemahat handal yang termasuk kasta waisya. Biasanya patung ini disimpan dalam candi sebagai penghormatan terhadap dewa dan raja yang disembah. Misalnya, Arca Dwarapala (patung penjaga pintu masuk candi), patung Prajnaparamita perwujudan Ken Dedes, di Candi Singasari Malang, patung Jaka Dolog yakni patung perwujudan Kertanegara di Surabaya.
Kraton
Keraton (istana) merupakan bangunan tempat tinggal raja-raja. Peninggalan keraton-keraton pada masa Hindu-Buddha, kini jarang ada yang utuh. Sebagian tinggal puing-puing dan pondasi dasarnya saja, sebagian lagi malah tak berbekas. Istana-istana pada masa Hindu-Buddha didirikan dengan pondasi dari batu atau batu bata. Biasanya dindingnya terbuat dari kayu, sedangkan atapnya dari daun sirap. Karena itu, kini yang tersisa hanyalah pondasi- pondasinya. Salah satu keraton peninggalan Hindu-Buddha yang sudah berupa puing adalah Keraton Boko.
Gapura
Gapura, adalah bangunan yang berupa pintu gerbang, ada yang beratap (yang kemudian dikenal dengan nama Semar-tinandu) dan ada menyerupai candi yang berbelah dua yang dikenal dengan nama Candi Bentar. Misalnya, Candi Waringin Lawang di Trowulan, di Mojokerto, Jawa Timur.
Prasasti
Prasasti merupakan tulisan yang memuat informasi sejarah yang ditulis pada tugu baru tersendiri atau ditatah di bagian tertentu pada candi. Bahan untuk membuat prasasti ini biasanya batu atau logam. Informasi sejarah ini biasanya berupa peringatan terhadap usaha raja dalam menyejahterakan rakyatnya dalam bentuk memberikan kurban sapi kepada kaum brahmana atau pendirian taman atau penggalian kanal atau sungai. Bisa pula prasasti berisi usaha raja yang berhasil menaklukkan kerajaan lain. Prasasti tertua adalah prasasti Yupa peninggalan dari kerajaan Kutai
Karya Sastra
Perkembangan pengaruh Hindu Buddha dari India membawa kemajuan pesat dalam bidang karya sastra. Karya sastra terkenal yang mereka bawa, antara lain kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya kitab-kitab ini memacu para pujangga di Indonesia untuk menghasilkan karya-karya sastra.
Sumber:
Hendrayana. 2009. Sejarah 2 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Program IPS Jilid 2 Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan nasional, 2009.