Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
|Pada tanggal 24 April 1950, Soumokil memproklamasikan berdirinya negara Republik Maluku Selatan (RMS) yang lepas dari negaa RIS maupun Negara Indonesia Timur. Perlu diingat, pada saat itu Indonesia masih dalam bentuk RIS konsekuensi dari Konferensi Meja Bundar. Gerakan separtis yang dilakukan oleh Soumoik mendapatkan dukungan dari mantan pasukan KNIL. Upaya penyelesaian secara damai awalnya dilakukan oleh pemerintah Indonesia, yang mengutus dr. Leimena untuk berunding. Namun upaya ini mengalami kegagalan. Pemerintahpun langsung mengambil tindakan tegas, dengan melakukan operasi militer di bawah pimpinan Kolonel Kawilarang.
Kelebihan pasukan KNIL RMS adalah mereka memiliki kualifkasi sebagai pasukan komando. Konsentrasi kekuatan mereka berada di pulau Ambon dengan medan perbentengan alam yang kokoh. Bekas benteng pertahanan Jepang juga dimanfaatkan oleh pasukan RMS. Oleh karena medan yang berat ini, selama peristiwa perebutan pulau Ambon oleh TNI, terjadi pertempuran frontal dan dahsyat dengan saling bertahan dan menyerang.
Meski kota Ambon sebagai ibukota RMS berhasil direbut dan pemberontakan ini akhirnya ditumpas, namun TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan Kolonel Soediarto yang gugur tertembak. Soumokil sendiri awalnya berhasil melarikan diri ke pulau Seram, namun ia akhirnya ditangkap tahun 1963 dan dijatuhi hukuman mati. Sisa sisa dari pasukan RMS banyak yang melarikan diri keluar negeri, terutama ke Belanda.
Untuk materi tentang bentuk bentuk ancaman disintegrasi bangsa silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih