Peliharaan

peliharaan- donisaurusKamu suka memelihara kucing apa burung, Yanindra??? jangan-jangan kamu malah nggak punya binatang peliharaan. Tapi kelihatannya dari penampilanmu itu kamu termasuk wanita yang penyayang kok, Yanindra. Saat Aku telpon kamu, beberapa waktu yang lalu, terdengar suara ayam berkokok kok, Yanindra. Dan saat aku tanya, kamu menjawab kalau itu peliharaannya adikmu. Mesti saat itu sambil melempar butiran jagung ke arah ayam, wajahmu juga senyam-senyum mendengar aku bercerita mengenai tingkah lucu binatang peliharaanku.

Oh ya Yanindra.

Kamu pilih kucing atau burung?

Kalau pernyataan ku itu terlontar untuk orang-orang Arab, mesti mereka akan memilih memelihara kucing. Karena salah satu binatang yang dipelihara oleh nabi adalah kucing. Pada masa sebelumnya di Mesir, kucing juga dianggap sebagai binatang suci. Sampai sekarang mungkin binatang yang berkaki empat dan berbulu serta memiliki kumis itu juga merupakan salah satu binatang yang banyak dipelihara disetiap rumah. Aku kemarin ketemu dengan mbak-mbak yang suka sekali memelihara kucing. Katanya mbak-mbak itu, sangat gemes terhadap kucing. Mbak-mbak gemes itu memelihari banyak sekali kucing di rumahnya.

Perhatian terhadap binatang peliharaan mungkin mengalahkan segalanya. Orang-orang rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk memelihara kucing atau binatang peliharaan lainnya. Untuk hewannya sendiri harus beli dengan harga mahal, terus kemudian kandangnya, dan juga makanan untuk peliharannya. Setiap hari mengasih makanan dan juga vitamin agar binatang peliharaan bisa tumbuh dengan baik. Kata mbak-mbak gemes itu tadi, dia hampir tidak pernah lupa untuk memberikan makan kucing-kucing kesayangannya. Sempat kemarin mbak-mbak gemes itu mengirimkan gambar kucingnya di bbmku. Aku dimarahinya habis-habisan, Yanindra. Ku kira gambar itu gambar tikus, eh ternyata gambar itu gambar salah satu kucing kesayangannya.

Maaf mbak, maaf aku benar-benar nggak tahu

Sebenarnya aku agak trauma dengan kucing, Yanindra.

Bukan seperti temanku yang nggak suka dengan kucing gara-gara pernah jatuh dari sepeda motor saat menghindari kucing di jalan. Ada sebuah mitos bahwa kalau menabrak kucing di jalan, kucingnya mati, tidak dikubur maka si penabrak akan terkena sial. Mito situ berkembang hingga di zaman modern seperti ini. Makanya temanku lebih memilih untuk membanting setirnya ke selokan daripada harus menabrak kucing. Malah ada satu mitos lagi yang menakutkan Yanindra. Katanya kalau ada manusia yang sudah mati, kemudian mayatnya dilompati oleh kucing, maka akan hidup kembali. Entah itu mitos atau fakta aku tidak berkompeten untuk menjawabnya. Kalau masalah ini lebih tepat dibawa ke dokter OZ saja.

Aku trauma dengan kucing soalnya sudah beberapa puluh burung peliharaanku yang dibantai habis oleh binatang yang diidolai oleh catwomen itu. Dari dulu sampai masa sekarang, kisah pembantaian itu masih tetap ada. Padahal aku sudah memberikan pengamanan khusus terhadap tempat burung itu lho, Yanindra, akan tetapi kucing itu tidak kehilangan ide. Nggak seperti orang-orang saat ini yang gampang putus asa saat asap tidak mau segera pergi dari negeri ini. Kucing itu tambah hari tambah pandai, semakin aku berusaha melindungi burungku dengan berbagai cara, kucing bisa dengan cepat menghancurkan caraku tersebut. Pada akhirnya, kucing tetap tampil sebagai pemenang, dan akulah pihak yang kalah tidak mampu melindungi burungku.

Jadi kalau aku disuruh memilih kucing atau burung, aku lebih memilih untuk dipelihara oleh mbak-mbak yang suka memelihara kucing itu..

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *