Oh televisi
|Hari libur kayak gini mesti kau habiskan harimu bersama si dia kan Yanindra. Kalau nggak sekedar makan, ya cuman jalan-jalan ke objek wisata. Menghabiskan waktu berdua dengan pasangan memang menyenangkan Yanindra. Hari liburku paling ku habiskan di depan benda kotak yang bisa menampilkan gambar, televisi. Ya kalau hari libur atau hari minggu nggak ada jadwal masuk kerja biasanya dari pagi sampai sore ku habiskan bersama benda tersebut. Kadang sampai aku berpikir apakah aku sudah ateis ya Yanindra, memuja televisi lebih dari segalanya. Jangan-jangan aku akan seperti dia yang memujamu lebih dari segalanya.
Benda kotak berwarna hitam itu yang menemani hari liburku. Bukan bepergian dengan pasangan ke tempat-tempat wisata, aku malah menonton televisi yang mampu membawaku hingga ke ujung dunia sekalipun. Bolehkan Yanindra kalau aku agak lebay sedikit. Aku tahu kok kalau anggapan dunia ada ujungnya itu salah. Hal itu sudah dibuktikan oleh banyak penjelajah samudera pada masa lalu yang mampu mengelilingi dunia. Akan tetapi memang benar Yanindra, dengan televisi aku bisa membuka cakrawala pengetahuanku. Aku baru mengerti kalau ternyata Indonesia negara agraris yang miris dikarenakan harus impor beras juga dari televisi Yanindra. Negara agraris yang sebagian besar buah di mall hasil petani luar negeri.
Aku bisa tahu banyak hal dari siaran televisi Yanindra. Aku baru tahu kalau ternyata sebagian orang Indonesia itu serakah yang dari televisi Yanindra. Anggaran APBN yang begitu besarnya, yang seharusnya untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, hanya dinikmati segelintir oknum yang awalnya mengatasnamakan rakyat. Aku baru tahu kalau sebenarnya korupsi itu termasuk kejahatan luar biasa, atau bahasa kerennya ekstraodinari crime, akan tetapi selama ini belum pernah ada orang yang dihukum mati, berbeda dengan kejahatan lainnya seperti terorisme dan narkoba.
Setiap hari rasanya ada yang kurang kalau belum menonton televisi Yanindra. Dari berita olahraga hingga acara yang jenaka mengundang tawa. Mungkin aku sudah mulai kecanduan dengan benda tersebut Yanindra. apalagi pada saat malam minggu, jomblo kayak aku gini paling malam minggu menghabiskan seluruh malam dengan benda tersebut Yanindra. Oh ya Yanindra, aku bukan memuja benda tersebut lho ya. Aku bukan bersifat materialistis, akan tetapi aku memuja apa yang dihasilkan dari benda tersebut. Kadang kita sulit membedakan kulit dengan isi.
Hidup seperti itu, Yanindra, ada hitam ada putih, ada yin dan yang, ada positif ada pula negatif, Tuhan menciptakan sesuatu mesti berpasangan. Kalau aku sekarang belum ada pasangan, itu bukan berarti Tuhan tidak memberikan jatah pasangan kepadaku, melainkan Tuhan belum mempertemukan kami. Ternyata kegemaran menonton televisi itu tidak baik kesahatan Yanindra, baik itu kesehatan jasmani maupun rohani. Kalau kita bisa memilah dan memilih tanyangan yang sesuai, kita akan mendapatkan banyak wawasan ilmu pengetahuan dan hiburan. Namun kalau kita salah memilih, maka yang kita dapatkan hanya menjadi orang yang konsumeris dan hedonisme seperti kehidupan para selebritis yang mendapatkan ekspos berlebihan dari media masa.
Aku teringat kata-kata dari Neil Postman yang menyatakan bahwa televisi menghapus perbedaan masa kanak-kanak dan masa remaja. Postman menambahkan bahwa pada saat yang sama, orang-orang dewasa menjadi lebih kekanak-kanakan. Jadi televisi itu merubah tatanan yang ada Yanindra. Masa anak-anak sangat cepat berganti menjadi masa remaja. Seakan-akan masa anak-anak cepat berlalu karena terhapus oleh tayangan televisi yang menginspirasi anak-anak tersebut untuk cepat berubah. Berubah gaya hidup maupun berubah secara psikologis.
Televisi benar-benar meracuni anak-anak zaman sekarang Yanindra. aku kemarin melihat seorang anak kecil berlari-lari sambil meraung-raung menirukan gaya siluman harimau, dan kemarin aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri ada anak sd yang pacaran. Anak SD saja pacaran, masak anak setampan aku nggak pacaran ya Yanindra. Lho itu ada hubungannya dengan pengaruh televisi lho Yanindra. Anak-anak lebih cepat dewasa secara psikologis dibandingkan dengan usia mereka. Acara di televisi sangat mempengaruhi tata hidup dari anak-anak Yanindra. Selakarang muncul banyak acara yang tidak bermutu. Mereka yang menguasai media hanya mengedepankan keuntungan semata, dan melupakan kehidupan mendatang anak bangsa.
Apa kamu pernah masuk televisi Yanindra?