Latar belakang Perang Teluk I

peta-wilayah-irak-iranPerang Teluk I adalah Perang antara dua negara yang bertetangga yakni Irak dan Iran. Pada zaman dahulunya tempat Irak dan Iran terdapat peradaban yang sudah sangat maju yakni peradaban Mesopotamia. Pertikaian antara Irak dan Iran bukan soal baru, sejak lama kedua Negara tetangga itu bermusuhan karena berbagai hal:

  1. antara bangsa Arab dan bangsa Persia selalu ada prsaingan dan ketegangan. Yang satu tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain.
  2. Masalah minoritas Etnis. Pada jaman Shah Iran mendukung perjuangan otonomi suku kurdi di Irak, sedangkan Irak mendukung minoritas Arab di Iran yang memperjuangkan kebebasan yang lebih besar atau bahkan pemisahan.
  3. Perbedaan orientasi Politik luar negeri. Sampai beberapa waktu yang lalu Irak adalah Pro Uni-Soviet dan Iran Pro-Barat. Akhirnya juga harus disebutkan sengketa wilayah. Irakmengklaim kembali beberapa daerah Arab yang direbut dan dikuasai Iran.
  4. Adanya keinginan untuk menguasai Shatt al Arab yaitu jalur perairan yang stratgis yang memisahkan antara Irak dan Iran menuju teluk Persia. Ini merupakan jalur kapal baik Irak maupun Iran untuk mengekspor minyaknya.
  5. Keinginan untuk menjadi penguasa Teluk.
  6. Adanya Revolusi Islam Iran yang membuat Iran dikuasai oleh kaum islam Syiah. Revolusi Islam Syiah tersebut memunculkan kekhawatiran bagi negara di sekitar Iran yang kebanyakan menganut Islam Sunni.

Selain itu Ayatullah Khomeini menauh dendam terhadap rezim di Bagdad yang pada tahun 1973 mengusirnya dari Irak karena dia berkampanye melawan pemerintahan Shah. Sehubungan dengan itu pimpinan-pimpinan Irak menghasut Umat Shiah dan suku Kurdi di Irak untuk memberontak dan merebut kekuasaan serta membentuk suatu Republik Islam menurut pola Republik Islam Iran. Sebagai tanggapan , bagdad ganti menghasut minoritas kurdi di Irak mendukung minoritas Arab di propinsi Khuzestan memperjuangkan otonomi, dan membantu sejumlah jenderal Iran dan pengikut-pengikut bakhtiar di pengasingan menyusun kekuatan untuk menumbangkan kekuasaan Khomeini.

Krisis Irak-Iran itu meningkat akibat serangan granat pada 1 april 1980 terhadap wakil PM Irak Tariq Azis, yang diduga bertanggung jawa atas aksi-aksi subversi terhadap Iran, dan akibat serangan beberapa hari kemudian terhadap iring-iringan jenazah ajudan-ajudan azis yang tewas dalam serangan tersebut (Azis sendiri selamat). Presiden Sadam Hussein menyalahkan Iran dan sebagai pembalasan mengusir ribuan orang keturunan Iran serta melancarkan serangan sengit kepada pribadi Khomeini. Selain itu ia menuntut kepada Iran agar merundingkan kembali perjanjian tahun 1975 tersebut dan mengembalikan tiga pulau kecil di selat Hormuz yasng didudukinya sejak 1971 kepada kedaulatan Arab. Pada 9 April 1980 menlu Iran Gotbzadeh menanggapinya dengan berjanji akan menjatuhkan rezim Baath di Bagdad dan memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Irak. Presiden ani Sadr menambahkan bahwa nasionalisme Arab adalah anti islam dan sama dengan zionisme. Pada waktu yang sama terjadi perang pers dan media massa lainnya. Di Iran media massa menonjolkan keunggulan tema-tema panislam atas kepentingan-kepentingan Arab, sedangkan di Irak diagungkan cita-cita Pan Arab.

No Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *