Konferensi Asia Afrika (KAA)
|Berakhirnya Perang Dunia II, kemudian memunculkan ketegangan dunia dalam nama Perang Dingin. Perang dingin adalah perebutan hegemoni dunia yang dilakukan oleh dua negara adikuasa pemenang Perang Dunia II. Kemudian berbagai negara harus terpecah belah dikarenakan kepentingan negara adikuasa. Proxy war alias perang pecah belah tidak dapat terhindarkan. Oleh karena beberapa negara yang sadar akan yang demikian, kemudian mengupayakan terjadinya perdamaian diantara negara tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah pembentukan organisasi kerjasama.
Konferensi Asia Afrika merupakan konferensi yang dilakukan oleh negara-negara yang ada pada kawasan Asia Afrika yang kedudukannya terancam oleh adanya Perang Dingin. Kawasan Asia dan Afrika menjadi salah satu ajang perebutan antar negara adidaya tersebut dikarenakan kawasan Asia dan Afrika selain kaya akan sumber daya alam juga dikarenakan letaknya strategis penghubung dunia. Latar belakang pembentukan KAA adalah:
- Adanya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
- Kenangan kejayaan masa lampau dari berbagai bangsa di kawasan Asia dan Afrika
- Perasaan senasib sepenanggungan akibat penjajahan
- Meningkatnya kesadaran berbangsa dan bernegara yang dimotori oleh golongan intelektual
- Letaknya berdekatan dan saling melengkapi
Konferensi Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain sebagai berikut.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I).
Konferensi pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana menteri dari negara sebagai berikut.
- Perdana Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo
- Perdana Menteri India : Jawaharlal Nehru
- Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah
- Perdana Menteri Sri Lanka : Sir John Kotelawala
- Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu
Konferensi Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut sebagai negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara I.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II).
Konferensi pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember 1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta Konferensi Kolombo. Konferensi Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
- Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April 1955.
- Penetapan tujuan Konferensi Asia Afrika dan menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia Afrika.
- Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia Afrika.
- Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.
Tujuan dari pelaksanaan Konferensi Asia Afrika adalah antara lain: memajukan kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan; memberantas diskriminasi ras dan kolonialisme; memperbesar peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia dan kerja sama internasional. bekerja sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya, dan membicarakan masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai dengan rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24 April 1955. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika dilaksanakan pada masa pemerintahan perdana menteri Ali Sastroamijoyo (1). Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara yang terdiri atas negara pengundang dan negara yang diundang. Negara pengundang meliputi : Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar). Negara yang diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia (Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah), Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris. Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung.
Hasil Konferensi Asia Afrika
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Bandung menghasilkan keputusan bersama yang terkenal dengan istilah Dasa sila Bandung. Sepuluh sila Bandung ini berisi:
- menghormati hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
- menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
- mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa kecil;
- tidak melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain;
- menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
- a)tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus salah satu negara besar; b)tidak melakukan tekanan terhadap negara lain;
- tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
- menyelesaikan segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
- memajukan kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
- menghormati hukum dan kewajiban internasional lainnya.