Jepang Muncul sebagai Negara Imperialis
|Pada masa pemerintahan Shogun, Jepang menutup diri dari pengaruh asing sehingga hal tersebut menyebabkan Jepang tertinggal dari negara-negara lainnya. Setelah pemerintahan Jepang diambil oleh Kaisar Meiji, terjadi perubahan yang besar bagi Jepang. Meiji melakukan berbagai pembaharuan dalam berbagai bidang, baik itu politik, ekonomi, pendidikan, dan bidang militer atau yang lebih dikenal dengan Restorasi Meiji.
Restorasi telah berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara Jepang. Jepang menjadi negara maju, modern, dan sejajar dengan negara-negara Barat. Hal ini kemudian menimbulkan ambisi untuk melakukan imperialisme seperti negara-negara Barat. Faktor-faktor yang mendorongnya:
- Adanya pertambahan penduduk yang cepat.
- Adanya perkembangan industri yang begitu pesat, butuh daerah pasaran dan bahan mentah.
- Adanya pembatasan migran Jepang yang dilakukan oleh negara-negara Barat.
- Pengaruh ajaran Shinto tentang Hakko I Chi-u[1]
Ambisi imperialisme Jepang menyebabkan Jepang terlibat dalam peperangan. Untungnya, dalam setiap peperangan Jepang selalu mendapatkan kemenenangan. Perang Cina-Jepang I (1894-1895) dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Shimonoseki (1895). Hasilnya, Jepang memperoleh Kepulauan Pescadores dan Taiwan. Perang Rusia-Jepang (1904-1905) dimenangkan oleh pihak Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth (1905). Isi dari Perjanjian Portsmouth:
- Jepang mendapatkan Port Athur dan Sakhilan Selatan
- Korea menjadi daerah mandat[2] Jepang
- Rusia akan mundur dari Mantsuria
Kemenangan Jepang ini memberikan pengaruh yang besar. Pengaruh kemenangan Jepang antara lain:
- Jepang muncul sebagai negara besar dan terkuat di Asia
- Rasa percaya diri Jepang tinggi
- Pengaruh bangsa Barat di Cina semakin terdesak
- Rusia tidak lagi melakukan politik air hangat[3] di Asia dan mengalihkannya ke Eropa
- Muncul kesadaran nasional[4] diberbagai negara Asia salah satunya Indonesia
Dalam Perang Dunia I, Jepang juga ikut terlibat perang dan memihak kepada Sekutu. Jepang berhasil menyapu pasukan-pasukan Jerman di Cina ataupun di Pasifik. Itulah sebabnya setelah perang berakhir dengan kekalahan di pihak Jerman, Jepang memperoleh daerah bekas jajahan Jerman, seperti Shantung (di Cina), Kepulauan Marshal, Mariana, dan Caroline (di Pasifik). Dengan demikian, sampai dengan berakhirnya Perang Dunia I, Jepang telah berhasil menguasai banyak daerah. Jepang telah muncul menjadi negara besar.
Pada Perang Dunia II, Jepang kembali ikut terlibat akan tetapi tidak ikut dalam blok Sekutu melainkan blok Axis. Faktor penyebab keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II yaitu:
- Mendapatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia bagi Jepang
- Keinginan untuk mewujudkan Hakko I-Chiu
- Keinginan untuk menggantikan imperialisme bangsa Barat di Asia
- Perasaan sebagai negara yang besar dan kuat
- Kemenangan dari aliansi yang dibentuk oleh Jerman, Jepang dan Italia
Sumber :
Leo Agung. 2002. Sejarah Asia Timur 1. Salatiga: Widya Sari Press
[1]Hakko I Chi-u (dunia sebagai keluarga), di mana Jepang terpanggil untuk memimpin bangsa-bangsa di dunia (Asia-Pasifik).
[2] Daerah mandate adalah daerah yang dikuasai oleh negara pemenang perang. Kedudukan daerah mandat dapat lenyap apabila daerah tersebut sudah mampu menyelenggarakan sebagai sebuah negara.
[3] Politik air hangat adalah politik mencari pelabuhan yang terbebas dari es/salju pada musim dingin. Politik air hangat ini dilakukan Rusia dikarenakan sebagain besar wilayah Rusia tertutup es/salju. Politik air hangat inilah yang kemudian menjadi salah satu penyebab terjadi Perang Dunia I di kawasan Eropa.
[4]Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) membawa pengaruh yang besar bagi perjuangan bangsa Asia dan Afrika untuk membebaskan diri dari penjajahan Barat. Kemenangan Jepang atas Rusia memberikan semangat bagi bangsa Asia untuk mengusir penjajah dari tanah airnya. Kemenangan Jepang atas Rusia membuat bangsa Asia percaya diri dalam berjuang melawan barat. Kemenangan Jepang ini merupakan salah satu faktor ekstern Pergerakan Nasional Indonesia