Ilmu Padi
|Musim panen padi hampir tiba, Yanindra. Di mana-mana akan nampak persawahan yang luas berhiaskan padi yang menguning. Di Jawa masih tersebar persawahan yang luas, khususnya di daerah pedesaan. Kalau kamu mesti jarang pergi ke sawah, ya Yanindra, jadi tidak tahu bagaimana proses dari awal sampai akhir, padi menjadi beras. Ngomong-ngomong padi yang menguning, aku teringat iklan dari salah satu partai politik pada pemilu kemarin, Yanindra. Kira-kira bunyinya seperti ini “walaupun langit biru, tapi padi diseantero negeri menguning”, dan pada akhirnya tetap kembali, Yanindra, darah itu merah. hohoho
Padi adalah makanan pokok sebagian besar manusia yang ada di Indonesia. Tidak hanya manusia yang memakan padi, melainkan beberapa binatang juga makanan biji tanaman tersebut. Manusia memakan padi setelah diproses berulang kali, Yanindra. Padi yang sudah dipanen kemudian dijemur setelah itu menjadi beras, beras kemudian diolah menjadi nasi atau makanan lainnya. Beberapa daerah di Indonesia, tanahnya tidak mendukung untuk ditanami padi, Yanindra. Sehingga mereka mengkonsumsi makanan lain selain padi. Si mbahku dulu katanya juga jarang makan nasi beras, Yanindra. Si Mbah dan saudaranya yang banyak sering sekali makan nasi yang berbahan ketela atau akrab disebut tiwul.
Orang zaman dahulu anaknya banyak, Yanindra. Banyak anak, banyak rezeki itu merupakan filsafat yang berkembang di Jawa sejak jaman dahulu kala. Leluhurku pun juga memiliki keturunan yang banyak, Yanindra. Orang zaman dahulu memiliki motif dalam membuat anak yang banyak, antara lain untuk melanjutkan keturunan dan mendapatkan tenaga dalam membantu mengerjakan lahan pertaniannya. Pada zaman colonial, saat pemerintah menerapkan cultuur stelsel, kebutuhan akan tenaga kerja sangatlah besar, Yanindra. Satu rumah harus mengirim anggota keluarganya untuk bekerja diperkebunan Belanda, selain itu juga harus ada yang mengikuti kerja rodi membangun jalan dan lain sebagainya. Kalau satu keluarga jumlahnya sedikit maka tidak ada tenaga untuk mengolah tanahnya sendiri.
Anakan padi itu juga banyak lho Yanindra. Pada itu awalnya ditanam harus disemaikan dalam tempat penyemaian, kemudian kalau sudah beranjak tinggi baru dipindah ke sawah. Padi awalnya direndam pada air, dimasukan ke dalam wadah selama beberapa hari, mulai tumbuh tunas kemudian baru disebar di tempat penyemaian. Setelah beberapa hari, ukuran sudah ada kisaran dua puluh senti meter, padi dipindahkan ke sawah yang sudah dioleh terlebih dahulu. Petani menanam Oryza Sativa dengan hati-hati dengan jumlah yang tidak terlalu banyak dalam satu tempat. Biasanya petani menancapkan dua sampai lima batang padi. Kegiatan tersebut disebut sebagai nandur, berasal dari bahasa Jawa “natane mundur”
Memidahkan padi dari tempat penyemaian ke sawah juga harus berhati-hati, Yanindra. Jangan sampai akar-akarnya terjerabut semua, kalau hal itu terjadi padi akan mati. Perlu diperhatikan kehati-hatian. Aku teringat pada nostalgia masa lalu, ketika aku masih menjadi anak desa. Aku sering membantu orang tuaku dalam proses penanaman padi. Cukup menyenangkan dan melelahkan, Yanindra. Ya itu adalah resiko sebagai anak petani. Harus bekerja menantang terik panasnya matahari. Bekerja tanpa kenal lelah demi bisa makan untuk hidup.
Mitos yang beredar, padi itu berasal dari dewi sri, Yanindra. Itu lho dewi kesuburan dalam mitologi leluhurku, kalau orang sunda menyebutnya sebagai nyi pohaci. Sri itu merupakan dewi kesuburan, kalau ingin tahu sejarah tentang dewi sri gampang Yanindra, kamu tinggal ketik saja di google akan muncul ringkasan tentang dewi sri. Sebenarnya kemajuan teknologi bisa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan lho Yanindra. Tapi ya selama ini, kita sering keliru dalam memanfaatkannya. Mungkin yang lebih fatal, bukan keliru melainkan salah. Kita salah mempergunakan kemajuan teknologi untuk satu hal yang mungkin sebenarnya kurang bermanfaat bagi kita.
***
Leluhurku memiliki petuah agar orang hidup itu menggunakan ilmu padi, Yanindra. Semakin berisi semakin merunduk, Yanindra. Semakin banyak ilmu semakin merendah. Semakin kaya semakin sering bersedekah. Ilmu padi merupakan titik puncak kehidupan, dimana seseorang sudah mampu mengontrol dirinya sendiri. Seseorang sudah mampu mendewasakan pikiran. Seseorang yang barang tentu tahu mana yang benar dan mana yang salah. Ilmu padi sendiri bukan didapatkan secara cuma-cuma, Yanindra. Melainkan dengan pengorbanan baik itu tenaga, waktu dan biaya.
Sulit, Yanindra, sulit untuk bisa mewujudkan ilmu padi itu dalam diri kita. Ego kita masih terlalu besar untuk bisa mendapatkan ilmu tersebut. Agak pintar sedikit saja sombongnya luar biasa. Kaya sedikit sudah menginjak-nginjak yang miskin. Cantik sedikit berani menolak cowok setampan aku, Yanindra. Watak sombong memang sudah mendarah daging dalam diri manusia, itu sudah ada dan pasti ada. Manusia selalu mengharapkan untuk menjadi lebih dan menjadi objek pandangan dari orang lain. Hal tersebut memotivasi manusia untuk selalu menunjukan kehebatan diri dihadapan orang lain meskipun hal tersebut hanya fatamorgana semata. Jadilah hebat, tidak ada yang melarangmu untuk tumbuh menjadi manusia yang hebat, Yanindra. Namun janganlah kamu menyombongkan diri, jangan sombong, ingat di atas langit masih ada langit. Di sana ada yang maha segalanya. Maka dapatkan Ilmu padi itu
Kalau saranku, kamu nggak usah terlalu merunduk, Yanindra. Agak tegak sedikit lagi, maka keseksianmu akan semakin terpampang.. hohoho