Fluktuatif
|Kemana saja kamu Yanindra, dari tadi aku sms belum kamu balas-balas. Sms ku yang kemarin saja masih belum kamu balas. Kenapa nggak kamu balas, Yanindra. Apa masih sama dengan prediksiku kemarin kalau kamu lagi sibuk. Kediamanmu ini membuatku bertanya-tanya, Yanindra. Apa Dia mulai melarang-larangmu untuk berhubungan dengan lelaki lain. Tak terkira sms ku seharian ini sudah sampai sembilan puluh sembilan, kurang satu lagi genap menjadi seratus, namun satu smspun tidak pernah masuk ke hpku. Kalau nggak salah asmaul husna itu juga ada sembilan puluh sembilan.
Kemarin awalnya ku sms kamu sebanyak enam kali, seperti tanggal bom atom yang pertama di jatuhkan tepat di kota Hirosima. Masih saja nggak kamu balas sampai akhirnya aku tambah tiga, menjadi sembilan sms yang sama ke kamu. Sembilan ini entah kebetulan atau nggak sama dengan tanggal dijatuhkannya bom atom di kota Nagasaki. Kalau dipikir-pikir, bom atom itu jatuhnya tanggal enam dan sembilan, yang seperti bentuk posisi orang bersetubuh. Gara-gara kedua bom atom tersebut, Jepang menjadi tidak berdaya, Yanindra. Pada akhirnya Jepang harus mengakui keunggulan Sekutu melalui Perjanjian San Fransisco.
***
Sebenarnya aku pingin ke rumahmu, Yanindra. Ingin sekali ku berjumpa denganmu dan bertanya seperti apa yang aku sms kan kemarin. Aku belum tahu di mana rumahmu berada, Yanindra. Ingin aku bertanya kepada Atlas, ia masih sibuk dalam memanggul bumi. Atlas dalam mitologi Yunani merupakan salah satu dewa yang bertugas untuk menjaga bumi agar tidak goyah, Yanindra. Kalau bumi goyah, berarti Atlas sedang kecapekan. Mungkin hatimu juga sedang goyah, Yanindra. Aku dengar kabar bahwa hubunganmu dengan dia mulai renggang. Apa betul itu Yanindra???
Ya hubungan antar manusia seperti itu, Yanindra. Jangankan hubungan antara sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan saja juga bersifat fluktuatif. Kadang naik dan kadang turun, Kadang manusia rajin sekali beribadah, kalau ada maunya, kalau kemauan sudah terwujudkan, sedikit demi sedikit menjauh dari Tuhan. Kalau sudah berumah tangga sih nggak apa-apa naik turun, katanya itu menambah sensasi Yanindra. Hohoho
Hubungan itu memang fluktuatif, Yanindra. Kadang baik, terkadang renggang. Seberapa waktu romantic, beberapa waktu kemudian bersikap dingin. Semua itu harap dimaklumi selama masih dalam batas kewajaran. Wajar saja kalau pada awal ramadhan, yang beribadah di masjid banyak. Masjid menjadi sangat ramai dengan anak-anak yang berlarian. Sangat ramai dengan ucapan amin yang sangat lantang. Semua itu saat awal, kemudian memasuki masa pertengahan semangat mulai memudar, Yanindra. Yang pada awal biasanya masjid penuh, pada masa-masa pertengahan, masjid tetap penuh, bukan penuh manusia melainkan nyamuknya.
Kalau hubungan seperti itu wajar saja, Yanindra. Jangan mengambil keputusan yang gegabah. Selama masih dalam batas kewajaran, kamu harus memperjuangkan hubunganmu dengan dia. Aku sangat yakin kalian berdua saling menyayangi dan mencintai. Terkadang aku sampai iri melihat kalian berdua. Saat kalian jalan berdua, saling bergandeng tangan meski nampak kamu masih malu-malu. Saat berboncengan sepeda motor, nampak kamu melilitkan tanganmu dipinggangnya yang ramping. Saat duduk di kereta api, kau sandarkan kepalamu dipundaknya. Menurutku itu romantis Yanindra. Hal itu begitu indah dilihat, tapi sulit aku wujudkan. Hohoho
Semangat orang itu ya seperti itu, Yanindra, fluktuatif. Kadang orang sangat bersemangat, dari raut wajahnya seolah memancarkan energy yang lebih. Setiap pekerjaan selesai pada waktunya dengan hasil yang optimal. Namun terkadang semangat itu mulai layu, sudah tidak ada gairah lagi. Waktu dihabiskan untuk sekedar bermalas-malasan tiada gunanya. Motivasi untuk memperoleh hal yang lebih menurun, dan hanya bisa nrimo ing pandum. Nrimo ing pandum itu bukan maksudnya bermalas-malasan Yanindra, akan tetapi wujud syukur terhadap apa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita.
Mungkin saat ini semangatmu untuk membalas smsku juga lagi dalam titik nadir, Yanindra.