Dampak Penyerahan Jepang kepada Sekutu
|Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 telah berpengaruh besar terhadap proses pembentukan Negara RI karena….
- Bangsa Indonesia leluasa mempersiapkan teks proklamasi
- Bekas anggota PETA menjadi leluasa melakukan konsolidasi untuk mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia
- Bangsa Indonesia segera diberitahu pihak Jepang bahwa perang telah dimenangkan oleh pihak sekutu
- Terjadi kekosongan kekuasaan yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemimpin untuk memproklamasikan kemerdekaan
Pembahasan soal
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini dikarenakan pada tanggal 6 dan 9 Agustus sudah dijatuhkan bom atom oleh Sekutu atas kota Hirosima dan Nagasaki. Dan apabila Jepang tidak menyerah kepada Sekutu, maka akan dilakukan pengeboman terhadap kota Tokyo. Dalam menghadapi kondisi tersebut, akhirnya pemerintah Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu.
Dampak dari menyerahnya Jepang tersebut terjadi vacuum of power atau kekosongan kekuasaan yang artinya Jepang sudah menyerah kepada Sekutu, akan tetapi Sekutu sebagai pemenang perang belum sampai di wilayah Indonesia. Berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu akhirnya didengar oleh para pemuda Indonesia, salah satunya oleh Sutan Syahrir. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh para pemuda untuk mendesak golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi hal itu ditolak oleh golongan tua dengan dasar menunggu pengumuman resmi dari Jepang.
Tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda yang dipimpin Chaerul Saleh mengadakan rapat. Hasil rapat diputuskan untuk mendesak Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi hal itu ditolak. Kemudian para pemuda sepakat untuk “mengamankan” Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok (16 Agustus 1945). Rengasdengklok adalah salah satu wilayah yang sudah dikuasai oleh tentara PETA.
Jadi:
Penyerahan Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 telah berpengaruh besar terhadap proses pembentukan Negara RI karena….C [(2) Bekas anggota PETA menjadi leluasa melakukan konsolidasi untuk mendukung proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan (4) Terjadi kekosongan kekuasaan yang kemudian dimanfaatkan oleh para pemimpin untuk memproklamasikan kemerdekaan]