Bangkitlah bangkit

bangkit-dari-keterpurukanKeterpurukan ini harus segera diakhiri. Semua ini jangan sampai berlarut-latur untuk diselesaikan, soalnya kalau nanti-nanti, masalah akan semakin bertambah banyak. Sudah waktunya semua sadar bahwa kita harus bangkit, bangkit dari keterpurakan ini. Kalau boleh mengaca, aku hendak kembali ke tahun 1908, tepatnya pada tanggal 20 Mei yang kini kita peringati sebagai hari kebangkitan nasional, alias Harkitnas. Setiap tahun kita peringati hari yang sama, kita dengungkan pula kata-kata bangkit, tapi buktinya apa, Yanindra, semua hanya terbatas dalam wacana jauh dari realita.

Bangkit sebenar-benarnya bangkit.

Kalau kembali ke tahun 1908, musuh bangsa ini adalah jelas, yakni kolonialisme Belanda. Penjajahan bangsa asing yang sangat yang membuat rakyat Indonesia sangat menderita. Kekayaan alam kita dikuras dan dibawa untuk kemakmuran bangsa lain. Bangsa kita menjadi tamu di negara sendiri, kita hanya menjadi budak atau jongos dari kepentingan colonial Belanda. Rakyat benar-benar sangat menderita

Rakyat indonesia kemudian melakukan perjuangan dalam mengusir penjajahan bangsa asing dari tanah ibu pertiwi. Berbagai cara pejuang tempuh demi mendapatkan status merdeka. Salah satunya adalah dengan mendirikan organisasi modern, yang pertama adalah Budi Utomo. Perjuangan dengan cara baru dilakukan oleh para pejuang melalui organisasi-organisasi modern yang didirikan. Pada akhir setelah para pejuang sadar, mereka harus bangkit, penjajah asing berhasil diusir dari negeri ini, secara resmi hasil dari konferensi meja bundar.

***

Itu aku ceritakan sekilas perjuangan bangsa kita serta awal mula dari hari kebangkitan nasional. Cerita ini sih cocoknya dibahas di angkringan dengan menikmati berbagai makanan sambil cerita ngalor ngidul nggak tentu. Bisa membahas permasalahan yang lagi hits, hingga menceritakan ulang mengenai romantika pada masa silam. Dari kasus papa minta saham, hingga om om dengan dedek dedek gemes di hotel. Semua cerita tanpa sensor bisa diperdengarkan di ruang terbuka, di meja angkringan.

Cerita ku membuatmu mengantuk, ya Yanindra???

Maaf soalnya, aku itu guru sejarah yang baru berusaha mengerti sejarah. Jadi wajar saja kalau dalam ku menceritakan ulang sejarah itu terkesan kurang gemesin.

Menurutku kita harus bangkit, Yanindra.

Harus bangkit bukan hanya sekedar wacana belaka

Soalnya ya seperti itu, sepertinya itu hal yang dimaklumkan di negeri ini antara dunia idea dengan dunia realita bisa menyimpang dan jauh berbeda. Dengan pertimbangan banyak hal di negeri ini, seharusnya semua pihak mulai sadar, bangsa ini harus bangkit dari tidur panjang. Berulang kali negeri ini mau bangkit, tapi ujung-ujungnya ya tidur lagi. Saat pemilu kemarin, salah satu pasangan calon presiden menyatakan bahwa Indonesia harus bangkit, dan ternyata itu betul, kita harus bangkit menuju Indonesia yang hebat.

Berbagai darurat yang sedang melanda negeri ini, seharusnya membuat kita sadar harus melakukan perubahan menuju lebih baik. Negeri ini mengalami penyakit yang kronis, untuk sembuh dan bangkit, bukan hanya pemerintah yang getol kerja-kerja-kerja, melainkan semua orang yang tinggal di tanah ibu pertiwi. Semua harus bangkit, berupaya diri mereka sendiri menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak ada manusia suci di dunia, tetapi manusia juga bisa berusaha untuk menjadi hamba Tuhan yang mampu mewayu hayuning buwono.

Momentun hari kebangkitan nasional ini seharusnya harus disikapi oleh semua pihak, tidak hanya sebagai rutinitas setiap tahun. Melainkan benar-benar harus ada perubahan. Seremonial itu hanya sebagai bungkus luar, yang terpenting adalah isi semangat dari peringatan kebangkitan nasional. Itu lah yang terlupa dari berbagai seremonial yang dilakukan oleh bangsa ini.

kamu mengingat ku selalu kan, Yanindra?

kalau mengingat mantan itu membuat seseorang menjadi tidak bangkit, Yanindra?”

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *