Bandung Lautan Api
|Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, rakyat di Bandung kemudian mengambil berbagai tindakan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Para pemuda dan PETA berhasil menyerbu markas pasukan Jepang di Cisadas dan berhasil merampas senjata di gudang pabrik senjata di lapangan terbang Andir yang sekarang menjadi bandara Husein Sastranegara. Pemuda Bandung juga menduduki berbagai tempat penting lainnya.
Pada tanggal 17 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Bandung. Pada waktu itu para pemuda dan pejuang di kota Bandung sedang gencar-gencarnya merebut senjata dan kekuasaan dari tangan Jepang. Oleh Sekutu, senjata dari hasil pelucutan tentara Jepang supaya diserahkan padanya. Bahkan pada tanggal 21 November 1945, sekutu mengeluarkan ultimatum agar Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia paling lambat tanggal 29 November 1945 dengan alasan untuk menjaga keamanan.
Oleh para pejuang, ultimatum tersebut tidak diindahkan sehingga sejak saat itu sering terjadi insiden dengan pasukan-pasukan Sekutu. Sekutu mengulangi ultimatumnya pada tanggal 23 Maret 1945 yakni agar TRI meninggalkan kota Bandung. Dengan adanya ultimatum ini, pemerintahan RI di Jakarta menginstruksikan agar TRI mengosongkan kota bandung, akan tetapi dari markas TRI Yogyakarta menginstruksikan agar kota Bandung tidak dikosongkan.
Akhirnya, para pejuang Bandung meninggalkan kota Bandung walaupun dengan berat hati. Sebelum meninggalkan kota Bandung terlebih dahulu para pejuang Republik Indonesia menyerang ke arah kedudukan-kedudukan Sekutu sambil membumihanguskan kota Bandung bagian Selatan. Tujuan dari pembumi hangusan ini adalah agar tempat-tempat penting tidak dapat dimanfaatkan oleh tentara Sekutu. Tokoh yang terlibat dalam pembumihangusan kota Bandung adalah Moh Toha.
Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Bandung Lautan Api