Serakah

“Lha kalau serakah ya seperti itu, akhirnya kamu nanggung resikonya kan? Niatnya pingin dapet semua, akhirnya malah luput, satu pun nggak dapat. Pak D sih nggak denger apa omongan ku” kata seorang gadis di depanku, Yanindra. Gadis itu memberikan wejengan kepadaku yang isinya jauh dari kedewasaan usianya. Gadis berparas cantik itu membuatku terbangun dan akhirnya sadar, bahwa manusia janganlah terlalu serakah. eKalau serakah itu nggak bagus, Yanindra. Seperti kamu itu juga serakah Yanindra. Cantik iya, pintar iya, baik iya, apakah itu bukan namanya serakah, Yanindra???

Dulu Soekarno pernah serakah, pingin menjadi presiden seumur hidup di Indonesia. Akhirnya hal itu tidak dapat terwujud dan terpaksa harus mengurungkan niatnya menjadi presiden seumur hidup. Kemudian lanjut kepada Seoharto yang juga serakah, berkuasa selama tiga puluh dua tahun. Tiga puluh dua tahun itu bukan waktu yang sebentar, Yanindra. Dan pada akhirnya Soeharto juga harus turun dari kekuasannya. Hidup itu jangan sampai terlalu serakah, Yanindra. Semua ingin dikuasai sendiri.

Seperti yang kemarin itu lho, Yanindra. Koalisi hasil pemilu kemarin itu juga kesannya serakah. Koalisi warna bendera Indonesia itu berhasil memaksa pergantian tata cara pemilihan ketua DPR yang seharusnya dari partai pemenang pemilu, kemudian menjadi paket koalisi. Akhirnya partai pemenang pemilu tidak jadi ketua DPR. Koalisi dari banyak partai itu kemudian ingin mengontrol kebijakan dari pak presiden. Kalau tugasnya murni itu sih nggak masalah, Yanindra. Kalau nanti otak keserakahan meliputi mereka, kemudian dari awalnya pingin mengkontrol terus menjadi pingin menjatuhkan ya gimana donk???

Tahun kemarin salah satu klub dari Spanyol, yakni Barcelona juga serakah bukan main Yanindra. Semua toernamen yang diikuti berhasil mereka juarai. Treble winner, yakni juara liga spanyol, juara Copa del rey dan Juara Liga Champion merupakan piala yang berhasil di bawa ke Camp Nou. Nah, aku sebenarnya pingin meniru Barcelona itu Yanindra, yakni dengan menjadi juara di tiga hati mbak-mbak gemes yang berbeda.

Tiga mbak-mbak gemes itu terdiri dari anak kuliah, anak SMA dan satu lagi pekerja bank. Niatku dalam satu hari mengkencani tiga wanita tersebut sekaligus dalam waktu dan tempat yang berbeda. Jadwal sudah tersusun rapi, Yanindra. Pagi pergi dengan anak kuliah untuk membeli buku, siang hari makan siang dengan anak SMA dan malam hari pergi dinner sama mbak-mbak pekerja bank. Sayang seribu sayang Yanindra. Akhirnya semua rencana itu hancur porak-poranda, tidak ada yang satupun dari rencana tersebut berhasil.