Tengah Malam
|Jam dinding di rumahku menunjukan angka 01.09, mataku belum bisa terpejam. Beberapa kali ku buka beberapa lembar buku bacaan yang ada di sampingku. Ya seperti ini Yanindra, biasanya aku tidur ditemani oleh buku-buku. Kalau teman-temanku kuliah yang sudah nikah mesti tidurnya ditemani oleh istri mereka. Sedangkan aku belum mau mewujudkan itu untuk sementara waktu tidur bersama buku. Kalau kamu jam segini lagi apa ya Yanindra??? Kalau aku boleh menebak, jam segini kamu belum tidur. Kamu masih berkutat dengan laptop dan hp yang ada di tanganmu. Kalau nggak belum tidur, mesti kamu tadi sudah tidur terus ngelilir,
Biasanya kamu menghabiskan malammu dengan adik sepupumu untuk menonton film yang ada di laptopkan, Yanindra. Kemarin aku melihat adik sepupumu itu pergi ke rental untuk meminjam beberapa film. Ngomong-ngomong film favoritmu itu film apa Yanindra? korea atau film barat. Kadang aku merasa miris dengan anak didikku yang mengagumi terlalu berlebihan terhadap pemain film tersebut, Yanindra. Mereka benar-benar dibuat gila oleh ketampanan actor tersebut. Padahal menurutku actor–actor dari Korea itu sisi tampannya nggak ada, yang ada itu sisi feminimnya, serius itu, Yanindra. Terus malah ada yang bercita-cita kelak menjadi pacar atau istri actor tersebut. Dan terkadang malah ada yang berhalusinasi menjadi pacar mereka. Keren kan Yanindra???
Oalah semua film kamu suka, Yanindra. Film horror kamu suka Yanindra???
Beberapa tahun yang lalu dinegeri ini muncul banyak film-film horror Yanindra. entah itu pocong, suster ngesot, baby ngepet, kutilanak dan lain sebagainya. Kalau kita menonton film luar dengan film Indonesia yang setipe, horror, lebih menakutkan itu film Indonesia, Yanindra. apalagi dengan ditambah actris perempuannya yang biasanya tidak berbusana lengkap, memakai rok pendek, baju ketat, dan biasanya dibumbui dengan kisah percintaan yang tidak pantas ditonton oleh anak didikku. Seoalah kesan horror nya itu hilang berganti dengan kesan porno.
Ya namanya sekarang sudah globalisasi, Yanindra. Dunia sudah mengglobal tanpa sekat-sekat yang jelas. Budaya barat mulai berbondong-bondong masuk negeri ini. Budaya asli negeri ini mulai menepi, yang aku takutkan nanti budaya itu akan mati, Yanindra. Aku sekarang susah membedakan mana orang barat dan mana orang Indonesia. Secara busana dan lain sebagainya sudah hampir tidak ada bedanya. Kalau dulu warna kulit bisa dapat kita bedakan antara orang Indonesia dengan Eropa, sekarang sudah sulit Yanindra, banyak orang-orang kita yang ganti warna kulir agar nampak putih. Malah ada yang lebih ekstrim lagi sampai ganti kelamin. Itu bukan budaya negara ini Yanindra.
***
Biasanya kamu ditemani secangkir kopi atau tidak Yanindra???
Kalau sudah mulai jenuh dengan laptopmu, dari tadi mesti kamu juga sibuk dengan hp kecil yang ada ditanganmu. Katanya hp itu dulu kamu pinjamkan kepada dia Yanindra, betulkan??? Dari tadi mesti hpmu bergetal dari dia, lelaki yang kamu jumpai di Candi Sukuh. Lelaki yang memijat pundakmu disaat engkau lelah. Lelaki yang menemanimu ketika engkau mengalami kesulitan. Sungguh bahagia hidupmu Yanindra. Kalau aku mungkin tidak bisa melakukan apa yang dia lakukan untukmu. Kalau nggak salah nama di hpmu, kontak untuk dia kau beri nama “wong elek”. Iya kan Yanindra, kemarin aku nggak sengaja bukak hpmu saat kau sedang berbincang-bincang dengan adik sepupumu saat memesan dvd film.
Lho jam segini smsn? Apa yang dibahas Yanindra? apa dia juga belum tidur? Atau jangan-jangan dia juga ngeliir untuk menunaikan ibadah sholat. Aku pernah dinasehati oleh leluhurku Yanindra. beribadah tengah malam dalam upaya mendekatkan diri kepada Tuhan merupakan waktu yang tepat. Tengah malam yang gelap gulit, tengah malam saat kehidupan manusia terhenti, tengah malam yang hening itu adalah waktu yang tepat untuk bersimpuh, beribadah dan berdoa kepada Tuhan sambil mengingat-ngingat segala kesalahan yang telah diperbuat seharian dan minta ampunan kepada Tuhan. Tuhan maha pengampun
Kalau aku ngelilir biasanya nonton pertandingan sepak bola Yanindra.