Desa Mengger
|Desa Mengger seperti dengan desa-desa lainnya, tidak bisa dirunut sejarahnya secara jelas. Sumber tertulis mengenai adanya desa Mengger tidak ada. Masyarakat jarang sekali mengabadikan sebuah peristiwa ke dalam tulisan. Oleh karena itu, sumber tertulis tidak didapatkan. Sumber yang ada hanya cerita dari mulut satu kemulut yang lain. Itulah yang dinamakan sebagai sejarah lisan. Meskipun banyak kelemahan dan kurang akurat, akan tetapi cerita itu diyakini oleh sebagian besar penduduk.
Di desa Mengger terdapat beberapa cerita mengenai asal-usul nama desa atau dusun. Berikut ini beberapa cerita asal-usul nama desa maupun dusun di Mengger, yaitu:
Asal usul Nama Desa Mengger
Pada jaman dahulu, di suatu hutan tinggallah masyarakat berjumlah 30 kepala keluarga. Mereka bekerja sebagai begal. Begal adalah salah satu bentuk kejahatan dimana pelaku mencegat korban di tengah hutan kemudian mengambil barang bawaan si korban. Daerah yang diduga tempat tinggal mereka ditemukan banyak sekali tulang belulang binatang. Pemerintah yang saat itu sangat geram dengan tindakan pembegalan tadi, berupaya menangkap mereka, akan tetapi selalu gagal. Pencuri yang jelas kelihatan berdiri meger-meger, tidak bisa ditangkap oleh pemerintah. Dari kata meger-meger berubah kata menjadi mengger. Oleh karena itu penduduk sekitar menyebut desa itu Desa Mengger.
Asal usul nama Dusun Payak
Pada saat Patih Grobogan akan menyerang kadipaten Gendingan mereka melewati Desa Mengger bagian selatan. Dengan jumlah tentara yang banyak mereka akan menghancurkan Kadipaten Gendingan yang tidak mau tunduk pada Grobogan. Ternyata tentara Kadipaten Gendingan yang dipimpin oleh Patih Ronggolono telah siap untuk menghadapi tentara dari Grobogan. Mereka akhirnya bertempur di suatu daerah di utara Bengawan Solo. Para pasukan tadi mengiyak-iyak (menginjak-injak) daerah itu tadi dan akhirnya tentara Grobogan tidak mampu mengalahkan pasukan dari Kadipaten Gendingan dan kembali kewilayahnya. Daerah yang dijadikan tempat peperangan tadi oleh warga sekitar disebut Payak (berasal dari kata diiyak iyak).
Asal usul nama Dukuh Ngasbatok
Disuatu daerah ditepian Bengawan Solo terdapat banyak tumbuhan Ingas. Di salah satu daerah, daerah bantaran sungai, terdapat banyak sekali pohon ingas. Dari banyak pohon ingas tadi ada pohon ingas yang berada di utara sungai dan selatan sungai yang menempel (gathuk) ditengah sungai. Dan akhirnya penduduk sekitar menyebut daerah itu sebagai Ingas gathuk. Lama kelamaan kata Ingas gathuk menjadi Ngasbatok seperti sekarang ini. Di desa itu juga ditemukan pohon ingas yang menjorok ke tengah sungai, akan tetapi pohon ingas yang dari selatan sudah tidak ada. Penduduk mengatakan bahwa saat terjadi banjir pohon ingas yang berada di selatan sungai terbawa arus, yang tersisa hanya pohon ingas yang ada di utara sungai.
Asal usul nama Dukuh Gugursari
Pada jaman daulu kala, saat ratu ngawi akan menghadap (sowan) ke Kraton Solo, mereka menggunakan transportasi air yaitu melalu Bengawan Solo. Jalur transportasi air memang saat utama pada jaman itu. Perjalanan Ratu Ngawi sampai di daerah sebalah barat Ngasbatok, terjadilah sebuah tragedi yaitu perahu yang ditumpangi Ratu menabrak sebuah batu (watu gelap) yang mengakibatkan ratu meninggal (gugur) dan dikubrkan di sana. Pada akhirnya tempat itu dinamakan Gugursari. Di sana ditemukan makan di tepi bengawan solo dan batu (watu gelap) masih berdiri kokoh sampai sekarang.