Soekarno, PKI dan tentara AD
|Pada masa demokrasi terpimpin, peta politik Indonesia sudah meruncing dan menimbulkan tiga kekuatan politik, Soekarno, PKI (Partai Komunis Indonesia) dan tentara AD (angkatan Darat). Angkatan Darat merupakan penyokong utama sistem Demokrasi Terpimpin yang dijalankan Presiden Soekarno. Sedangkan PKI yang merupakan partai dengan perolehan suara terbanyak keempat dengan 39 suara di parlemen pada pemilu 1955 menjelma menjadi partai yang sangat berpengaruh pada masa demokrasi terpimpin. Pada gilirannya PKI telah menjadi penopang kedua konsep Demokrasi Terpimpin. Namun antara PKI dengan tentara AD timbul persaingan politik yang berakar sejak peristiwa Madiun 1948, dan Presiden semakin kesulitan untuk mendamaikan keduanya.
Angkatan Darat muncul menjadi satu kekuatan politik pada masa kepemimpinan A.H Nasution. Nasution dengan konsep jalan tenganya memunculkan satu ide mengenai Dwifungsi ABRI, yakni ABRI memiliki peran ganda. Tidak sekedar sebagai penjaga keamanan negara, melainkan juga berkecimpung dalam bidang politik. Dwifungsi ini berhasil diterapkan pasca ABRI memberikan dukungan terhadap dekrit presiden 5 Juli 1959 yang menandakan berakhinya Demokrasi Liberal.
Pada masa Demokrasi Liberal, pemerintahan dikuasai oleh pihak sipil. ABRI difokuskan pada bidang militer belaka. Akan tetepi konflik antara sipil dan militer pada Demokrasi Liberal tidak dapat terelakkan lagi Puncaknya adalah peristiwa 17 Oktober 1952. Saat presiden Soekarno mengeluarkan konsepsinya, kemudian ABRI memberikan dukungan penuh. Dukungan ini berbuah pada pemberian kekuasaan kepada ABRI. ABRI khususnya AD muncul sebagai salah satu kekuatan politik yang sangat diperhitungkan pada Demokrasi Terpimpin.
Pada 1960 Presiden Soekarno membentuk sebuah Dewan Pusat, sebuah Front Nasional yang dimaksudkan untuk mencakup seluruh aliran politik dalam masyarakat dari golongan Nasionalis, Agama dan Komunis.ide inilah yang dikenal dengan konsep Nasakom, yang merupakan buah pikirannya sejak tahun 1926 dalam artikel “Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”. Dengan menjadi corong utama Front Nasional inilah PKI menunjukkan loyalitasnya terhadap Presiden Soekarno sekaligus merebut simpati rakyat dengan menampilkan partainya sebagai Sukarnois.Setiap pidato-pidato dan program yang diusulkan Soekarno selalu mendapatkan dukungan penuh dari PKI seolah program tersebut berasal dari PKI sendiri.
Pada tahun 1965 Pertentangan PKI-AD semakin memuncak ketika tawaran bantuan senjata dari RRC memperkeruh suasana. Janji Perdana Menteri Zhou Enlai memberikan 100.000 pucuk senjata jenis chunkepada Indonesia membuat PKI menyarankan kepada Preiden Soekarno untuk membentuk angkatan kelima, ploretar yang dipersenjatai. Tujuan praktisnya adalah menjadi pasukan cadangan dalam konflik konfrontasi dengan Malaysia.AD tentu sangat keberatan dan ketegangan ini menyebabkan meletusnya peristiwa Gerakan 30 September 1965.