Sidang kapan engkau selesai
|Pak Beng Beng akhirnya dideportasi dari Indonesia, Yanindra. Bagi kamu mungkin Pak Beng Beng tidak penting sehingga kamu santai santai saja pasca mendengar berita ini. Tapi bagi aku dan juga mbak Jessica pak Beng Beng ini penting. Pak Beng Beng jauh-juah didatangkan dari Australia ke Indonesia guna memberikan pembelaan terhadap mbak Jessika yang dituduh meracun temannya sendiri, Mirna. Kasus ini sudah lama, Yanindra, kalau nggak salah dari bulan Januari hingga sekarang sudah September.
Urusan apa pak Beng Beng dengan ku?
Sebenarnya nggak ada keterkaitan khusus antara aku dan pak Beng Beng, Yanindra. Kami juga belum bertemu sekalipun dengannya. Aku juga baru melihatnya sekali saat sidang kemarin malam. Eh belum sempat aku kenalan sama ahli patologi tersebut, pak Beng Beng sudah dideportasi karena permasalahan visa. Visanya pak Beng hanya kunjungan saja, tidak visa bekerja.
Terus?
Terus begini, Yanindra. Dari sidang kemarin aku mendapatkan ilmu. Bukan, bukan tentang Sianida, soalnya Sianida tidak ada sangkut pautnya dengan mata pelajaran sejarah yang aku geluti. Tapi ini lebih dikarenakan pada saat sidang Pak Beng menggunakan translator bahas Inggris, soalnya pak Beng tidak bisa bahasa Indonesia. Wajarkan, Yanindra, pak Beng kan tinggalnya di Australia, jadi wajar saja kalau sudah lupa dengan bahasa Melayu. Kalau nggak salah Pak Beng ini dulunya orang Malaysia, Yanindra.
***
Kamu dengan segala kesibukan pekerjaan mu, mesti tidak mengikuti persidangan Jessica, ya Yanindra??? Kalau aku hampir-hampir selalu mengikuti sidang baik secara langsung maupun tidak langsung. Langsung di sini maksudnya langsung melalui Televisi, sedangkan tidak langsungnya melalu surat kabar dan berita di internet. Aku penasaran sekali dengan kata teman ku yang katanya mbak Jessica tambah hari tambah gemesin. Orangnya memakai baju putih, dengan rambutnya yang panjang diurai, dan beberapa kali membasahi bibirnya, begitulah gambaran mbak Jessica kata teman ku, Yanindra. Untuk membuktikan kebenaran dari apa yang dikatakan teman ku, akhirnya aku mengikuti persidangan tersebut.
Benar
Benar apa yang dikatakan teman ku, Yanindra. Ternyata mbak Jessica itu gemesin. Seperti yang dikatakan oleh teman ku tadi, seperti itulah mbak Jessica. Kalau aku perhatikan dengan cara seksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya wajah mbak Jessica itu mirip dengan murid les ku dulu, Yanindra. Kurang lebih wajahnya mirip dengan murid les ku yang dulu sempat pinjam buku Rahwana yang didalamnya tidak terdapat foto Sinta melainkan foto mbak-mbak gemes lainnya.
Kesampingkan dulu mantan murid ku, Yanindra
Kembali ke kasus pembunuhan Mirna dengan Jessica dianggap sebagai pelakunya.
Dari berbagai bukti yang ada memang mengarah pelakunya adalah Jessica. Tapi sampai sekarang kasus itu belum menemukan titik terang. Sidang sudah berlangsung kalau nggak salah sembilan belas kali sidang, sudah didatangkan berbagai ahli baik dari dalam maupun luar negeri. Bapaknya Mirna juga sudah memberikan berbagai bukti baik itu isi WA, rekaman video, hingga foto jenasah Mirna. Hasilnya apa, Yanindra, kasus ini belum selesai juga. Pemberitaan kasus ini luar biasa hebatnya secara terstruktur, sistemis dan massif. Hampir setiap hari ada selalu berita tentang kasus ini.
Kalau bagi tetangga ku, kasus ini tidak penting, Yanindra. Urgensinya apa coba bagi mereka yang hidupnya pas pasan yang hanya untuk beli pupuk saja mahal apalagi untuk beli Sianida. Mungkin kalau pak Beng mengatakan bahwa Sianida bisa menyuburkan tanaman, mungkin tetanggaku akan mengikuti persidangan tentang kopi bersianida. Mungkin nanti tentangga ku juga bisa mengusulkan kepada pemerintah, khususnya menteri pertanian untuk memberikan gelar duta Sianida bagi mbak Jessica.