Berakhirnya Perang Dingin
|Perang dingin (cold war) merupakan bentuk persaingan negara adikuasa yakni Amerika Serikat (AS) dengan Uni Soviet. Persaingan ini didasarkan pada perebutan hegemoni dunia yang didasarkan pada ideology. AS merupakan negara yang berideologi liberalisme-kapitalisme, sedangkan Uni Soviet berpaham sosialis-komunis. Perebutan pengaruh terjadi diberbagai bidang kehidupan baik itu dalam bidang politik, ekonomi, pertahanan keamanan hingga penjelajahan ruang angkasa. Kerap AS dan Uni Soviet melakukan politik pecah belah (proxy war) terhadap berbagai negara di dunia. Kalau ada pengaruh Uni Soviet, di sana AS akan turut campur untuk mengimbangi dengan membantu pihak lain dalam satu negara yang sedang berkonflik.
Setelah persaingan yang berkepanjangan kemudian terjadi masa dimana terjadi penurunan ketegangan (détente). Détente didasarkan atas ide peaceful coexistence (hidup berdampingan secara damai). Tujuan dari détente adalah menghindari terjadinya perang nuklir. Beberapa bentuk pengurangan ketegangan antara lain dengan adanya perubahan strategi dan taktik nasional dan perjanjian formal yang membahas tentang nuklir. Setelah berakhirnya perang Vietnam yang membuat AS kewalahan, kebijakan nasional berubah dengan cara menggandeng Cina dan Uni Soviet. Pada saat itu Cina dibawah pimpinan dari Mao Zedong muncul sebagai pesaing dari Uni Soviet dalam menyebarkan pengaruh komunis. Walaupun sesama negara komunis, antara Cina dengan Uni Soviet kerap berkonflik.
Perjanjian tentang persenjataan yang ditandatangani antara AS dengan Uni Soviet dalam usaha peredaan perang dingin adalah SALT I dan SALT II. Strategic Arnms Limitations Talks (SALT) yang pertama dilakukan tahun 1969 antara presiden AS, Richard Nixon dengan Sekjen PKUS, Leonid Breznev. SALT I berisi tentang pembatasan terhadap penggunaan senjata. SALT I kemudian dilanjutkan dengan SALT II antara presiden AS, Jimmy Carter dan Sekjen PKUS, Leonid Bresnev di Wina pada tanggal 18 Juni 1979 dengan tujuan:
- Memperkecil kemungkinan terjadinya perang nuklir
- Mengurangi anggaran pertahanan
- Mencegah terjadinya perlombaan senjata.
Selain beberapa upaya yang dilakukan di atas, peredaan perang dingin juga dilakukan oleh negara-negara lainnya yang tidak ingin terseret dalam perang yang berkepanjangan. Maka negara-negara yang berkembang dipelopori oleh Soekarno (Indonesia), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Pandit Jawaharlal Nehru (India), Kweme Nkrumah (Ghana) dan Josep Bros Tito (Yoguslavia) mendirikan yang namanya Gerakan Non Blok (GNB) atau Non Alignment Movement. GNB adalah gerakan yang tidak memihak baik blok barat maupun blok timur. Selain GNB di kawasan Asia Tenggara muncul ASEAN yang mencetuskan Zona of Peace Freedom and Neutrality (ZOFPAN) yang tidak menginginkan intervensi asing di kawasan Asia Tenggara.
Kejadian lain yang mempengaruhi berakhirnya perang dingin antara lain:
Runtuhnya Uni Soviet
Revolusi Bolsevik (1917) yang dilakukan oleh Vlademir Lenin berhasil menggulingkan kekuasaan Tsar. Pada tanggal 30 Desember 1922 resmi terbentuk Republik Sosialis Uni Soviet atau Union of Soviet Sosialis Republics (USSR). Kemudian Uni Soviet muncul menjadi negara adikuasa pada perang dunia II dan bersaing ketat dengan AS untuk memperebutkan pengaruh dunia. Stalin (1924-1953) sebagai pengganti dari Lenin berhasil memperkokoh paham komunis di Uni Soviet dan mulai menyebarkan paham komunis di seluruh dunia.
Setelah Stalin, Uni Soviet dipimpin oleh Malenkov (1953-1957), Nikita Kruschev (1957-1964), Leonid Bresnev (1964-1982), Yuri Andropov (1983-1984), Contantin Chernenko (1984-1985) dan kemudian Mikhail Gorbachev (1985-1991) terpilih menjadi Sekjen partai komunis uni soviet. Petekonomian Uni Soviet mengalami kemrosotan oleh karena itu Gorbachev mengeluarkan berbagai kebijakan antara lain:
- Glasnost (keterbukaan)
- Perestroika (restrukturisasi)
- Demokratizatsie (demokratisasi)
Pembaharuan yang dilakukan oleh Gorbachev kemudian menimbulak pertentangan antara yang pro dan yang anti pembaharuan. Kekuasaan dan wibawa dari partai komunis semakin merosot, terjadi konflik etnis di seantero negeri. Akhirnya terjadi disintegrai yang tidak dapat dibendung lagi dan kemudian menyebabkan Uni Soviet runtuh menjadi berbagai negara yakni: Rusia, Ukraina, Azerbaikan, Armenia, Kazakhtan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Belarusia, Estonia, Latvia, Lithuania, Georgia dan Moldova. Beberapa negara kemudian membantuk Communwealth of Independent States (CIS) atau persemakmuran negara-negara merdeka pada tanggal 8 Desember 1991 yang juga menandakan runtuhnya Uni Soviet.
Bersatunya Jerman
Berdasarkan Perjanjian Postdam (2 Agustus 1945) yang ditndatangani oleh the big three yakni Thruman (AS), Atlle (Inggris) dan Stalin (Uni Soviet) menghasilkan keputusan bahwa Jerman Jerman harus menandatangi Perjanjian Postdam yang mana hasilnya sangat merugikan Jerman. Jerman harus terbagi menjadi 4 daerah penguasaan yaitu daerah penguasaan Amerika Serikat, Perancis, Inggris dan Uni Soviet. Daerah penguasaan Amerika Serikat, Perancis dan Inggris bergabung menjadi satu dengan nama Republik Federasi Jerman atau yang terkenal dengan nama Jerman Barat, sedangkan daerah yang diduduki oleh Uni Soviet membentuk Republik Demokrasi Jerman alias Jerman Timur. Sebagai pemisahnya adalah tembok Berlin.
Jerman Barat tumbuh menjadi negara yang maju, perekonomian yang digunakan dengan sistem kapitalis. Sedangkan Jerman Timur pertumbuhan ekonominya terhambat, rakyat hidup miskin sehingga mendambakan pembaharuan dan kemakmuran. Banyak warga Jerman Timur yang menyebrang ke daerah Jerman Barat. Beberapa pengaruh yang menyebabkan Jerman Barat dan Timur mengadakan reunifikasi antara lain kebijakan dari Mikhail Gorbachev telah berdampak bagi kehidupan di Jerman Timur, keadaan ekonomi yang semakin buruk, penindasan yang dilakukan oleh penguasa Jerman Timur.
Muncul keinginan untuk menyatukan kembali Jerman, yang kemudian direalisasikan dalam pertemuan dua plus empat di Kanada. Dua plus empat mempertemukan dua negara Jerman yakni Jerman Barat dan Jerman Timur dengan 4 negara yang menguasai Jerman yakni AS, Uni Soviet, Inggris dan Perancis. Pada tanggal 9 November 1989 tembok Berlin berhasil diruntuhkan. Pada tanggal 2 Oktober, Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu kembali, sehari selanjutnya Helmut Kohl terpilih menjadi kanselir Jerman Bersatu.
Untuk materi secara lengkap mengenai Perang Dingin serta materi lainnya silahkan klik link youtube berikut ini. Jika bermanfaat, jangan lupa subscribe, like, komen dan share. Terimakasih