Upaya PKI memperkuat diri
|Pembentukan Partai Komunis Indonesia (PKI) berasal dari pembentukan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Kemduian ISDV menyusupkan tokoh-tokohnya pada berbagai organisasi Pergerakan Nasional salah satunya pada Sarikat Islam (SI) hingga pada akhirnya terpecah menjadi dua yakni SI Putih dan SI Merah. Pada tanggal 23 Mei 1920 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia.
Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927. Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas. Akhirnya, ribuan rakyat ditangkap, dipenjara, dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua).
Beberapa tokoh berhasil meloloskan diri keluar negeri seperti Semaun dan Musso. Setelah gagalnya pemberontakan yang dilakukan oleh PKI, pemerintah kolonial Belanda semakin melakukan pengawasan yang ketat terhadap organisasi organisasi yang ada. Ideologi komunis di Indonesia masih tetap ada. Pasca kemederkaan, tepatnya setelah dikeluarkannya maklumat tanggal 3 November 1945 terbentuklah Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Moh. Jusuf sejak tanggal Nopember 1945.
Kejadian terulang kembali
PKI melakukan pemberontakan lagi yakni pada tahun 1948 tepatnya di kota Madiun. Amir Syarifudin dengan organisasinya Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kecewa terhadap hasil perjanjian Renville kemudian bekerjasama dengan Musso memperoklamasikan Negara Soviet Republik Indonesia pada tangga 18 September 1948. Menanggapi pemberontakan tersebut, kemudian pemerintah melakukan upaya terhadap penumpasan terhadap pemberontakan tersebut. Akan tetapi sisa sisa dari PKI masih ada, pengadilan terhadap anggota PKI tidak sampai tuntas dikarenakan pada saat itu Indonesia harus menghadapi Agresi Militer Belanda II.
PKI tumbuh lagi menjadi partai yang kuat dikarenakan berbagai program sangat menarik bagi rakyat kecil terutama program land reform. Oleh karena itu pada Pemilu pertama di Indonesia tahun 1955, PKI termasuk 4 besar partai pemenang pemilu bersama PNI, Masyumi dan NU. PKI dibawah pimpinan DN Aidit terus mengalami kemajuan yang luar biasa. Dalam waktu yang relative singkat pengaruh PKI melampaui pengaruh partai-partai politik lainnya, sekaligus melahirkan citra sebagai partai yang memihak kepentingan rakyat. Ada beberapa hal yang menyebabkan PKI semakin berpengaruh pada masa Demokrasi Terpimpin, yaitu:
- Gagasan Nasakom (Nasionalis, Agama dan Komunis) dari presiden Seokarno member peluang bagi PKI untuk memperluas pengaruh dalam masyarakat, pemerintah maupun angkatan bersenjata.
- Terjadinya krisis politik, sosial dan ekonomi yang dimanfaatkan PKI untuk menyebarkan propaganda dan membangun simpati rakyat.
- Pembubaran Masyumi dan PSI dikarenakan banyak tokohnya yang melakukan pemberontakan, semakin memperbesar kesempatan PKI untuk memperluas pengaruhnya.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh PKI dibawah pimpinan DN Aidit antara lain:
- Membentuk Biro khusus dibawah pimpinan Syam Kamaruzaman yang bertugas merancang dan menyiapkan perebutan kekuasaan. Di samping itu juga melakukan infiltrasi ke dalam tubuhn ABRI, organisasi politik dan organisasi masa
- Menuntuk dibentuknya angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai
- Melakukan latihan militer di Lubang Buaya
- Membuat kebijakan yang dianggap sebagai pro rakyat, dan seolah-olah memperjuangkan kepentingan rakyat.
- PKI mendukung dan mengirim sukarelawan saat Indonesia melakukan konfrontasi dengan Malaysia
- Aksi sepihak PKI berupa upaya mengambilalih tanah milik pihak-pihak mapan di desa dengan paksa dan menolak janji-janji bagi hasil yang lama. “Tujuh Setan Desa” karenanya dirumuskan oleh PKI, yang terdiri dari tuan tanah jahat, lintah darat, tukang ijon, tengkulak jahat, kapitalis birokrat desa, pejabat desa jahat dan bandit desa.
- PKI lalu meniupkan isu tentang adanya Dewan Jenderal di tubuh AD yang tengah mempersiapkan suatu kudeta. Di sini, PKI menyodorkan “Dokumen Gilchrist” yang ditandatangani Duta Besar Inggris di Indonesia. Isi dokumen ditafsirkan sebagai isyarat adanya operasi dari pihak Inggris-AS dengan melibatkan our local army friend (kawan-kawan kita dari tentara setempat) untuk melakukan kudeta.
Sumber :
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Untuk materi tentang bentuk bentuk ancaman disintegrasi bangsa silahkan kunjungi link youtube berikut ini. Kalau bermanfaat jangan lupa subscribe, like dan share.. Terimakasih