Di persimpangan jalan memilih
|Tiba-tiba penyakit itu datang di senja itu. Kala orang-orang mulai pulang ke rumah masing-masing setelah siang hari sibuk dengan aktivitasnya. Saat binatang malam mulai keluar dari tempat persembunyian untuk mencari makan. Mendadak kepala ku pusing sebelah, Yanindra. Kata banyak orang itu namanya penyakit migraine alias sakit kepala sebelah. Ini bukan karena aku kebanyakan berpikir, Yanindra. Tidak ada kepentingan untuk ku ikut-ikutan memikirkan masalah reklamasi di teluk Jakarta, itu jauh dari pikiran ku. Karena aku rakyat jelata yang tak tahu apa-apa. Ini masalah memilih, Yanindra.
Aku masih terngiang-ngiang pembicaraanku tadi siang dengan seorang teman, Yanindra.
Di dalam mobil itu, saat perjalanan pulang bekerja, aku dan temanku bercerita panjang lebar kalau perlu kali tinggi sekalian. Kami membahas segala topik permasalahan baik itu dari dunia agama, politik, olahraga hingga masalah percintaan. Sepanjang jalan itu kami saling bertukar wawasan dan pandangan tentang berbagai permasalahan tersebut. Temanku tadi bercerita sambil menyetir mobil, sedangkan aku duduk di sampingnya sambil menikmati jus jambu yang dibelikan tadi oleh dedek gemes.
Oh ya, Yanindra, temanku ini sungguh luar biasa, beliau ahli dalam bidang matematika. Pelajaran yang selama ini menjadi elergi tersendiri untuk otakku. Bagaimana tidak, Yanindra, aku masih ingat waktu kuliah, ketika dosen statistic masuk ruangan, tiba-tiba hawa mengantuk datang dengan begitu cepat. Sebelum dosen itu masuk ruangan, aku dan teman-teman sekelas ku antusias penuh gairah dan semangat. Eh setelah dosen itu masuk ruangan, sekejap dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya aku mengantuk berat, yang lebih parah lagi temanku sampai tertidur pulas. Setelah dosen itu keluar, gairah dan semangat kami muncul kembali. Mulai saat itu aku nggak tertarik lagi dengan matematika.
Kalau boleh usul, mbokyo pengajar Matematika itu mbak-mbak gemes, biar aku semangat.. heuheuheu
***
Temanku suka sekali dengan tim Real Madrid, Yanindra. Tapi aku meragukan kalau beliau nonton setiap pertandingan Real Madrid, soalnya pertandingan El Real biasanya malam hari pasti beliau sudah tidur. Kalau beliau tahu skor pertandingan mesti itu dari berita di televisi kalau nggak dari internet. Aku bukanlah supporter klub bola fanatic, Yanindra. Kalau boleh mendeklarasikan diri, aku itu pengamat sepak bola, jadi setiap tim yang menang pasti aku dukung. Beda dengan beliau yang sangat menggemari Real Madrid. Saking sukanya dengan Real Madrid, beliau menamai kucingnya dengan nama “Chelsea”.
Kata-kata yang terngiang di kepala ku itu saat beliau memberikan pernyataan yang langsung membuatku terhenyak.
“nikahilah orang yang kamu cintai, atau cintailah orang yang kamu nikahi”
Sambil menyetir mobil, beliau bercerita tentang kisah cintanya dulu sebelum menikah. Sedangkan aku, tahu sendiri kan Yanindra, jangankan menikah pacar saja tak punya, sungguh malang nasib beta.
Ya aku cuman mendengar beliau tentang kisah cintanya. Sambil menyetir mobil, beliau menceritakan bagaimana kisah cintanya pada masa lalu, sedangkan aku mendengarkan sambil menikmati jus jambu yang dibelikan tadi oleh salah satu dedek gemes. Sambil ku sedot serpihan-serpihan jambu, aku tertarik dengan kisah cinta dari beliau. Beliau dulu pernah memiliki pacar teman sekelas waktu kuliah. Usut punya usut itu merupakan pacar pertama bagi beliau. Kalau nggak salah lama pacaran mereka kurang lebih empat tahunan, Yanindra. Kurang setahun mirip dengan periode pemilu di negeri ini.
Setelah lulus kuliah dan sama-sama sudah bekerja, si cewek minta putus, Yanindra. Alasan putus itu tak pernah tersampaikan. Kasihankan.
Beliau sempat mengalami depresi, Yanindra
Menurutku itu hal yang wajar kok. Pacaran lama, hubungan kesannya baik-baik saja, eh tiba-tiba harus diakhiri begitu saja.
Tapi akhirnya, beliau menyadiri diri dan berhasil lolos dari jeratan sakit hati. Bahasa sederhananya beliau dapat move on, kini telah menemukan wanita yang mencintainya. Dan kini kebahagian yang beliau cita-citakan dengan pacarnya yang pertama dulu, telah beliau dapatkan dari istrinya sekarang. Mungkin beliau tidak akan mendapatkan hal serupa kalau beliau masih memaksakan cintanya kepada pacar yang pertamanya tadi.
“nikahi orang yang kamu cintai atau cintai orang yang kamu nikahi”
Mungkin sebuah pilihan yang lebih mudah dari pada memilih di darat atau di laut. Itu lho Yanindra, masalah yang beberapa bulan lalu mencuat dinegeri ini mengenai pengelolaan minyak di blok Masela, yang sampai membuat gaduh kabinet. Pilihan di darat dan di laut itu sebenarnya juga bukan masalah yang sulit, namun gara-gara ditunggangi banyak kepentingan sehingga terkesan bahwa pilihannya pilihan yang sangat sulit. Menurutku lebih sulit pilihan “nikahi orang yang kamu cintai atau cintai orang yang kamu nikahi”, karena ini masalah hati, Yanindra.
Pada akhirnya aku belum sempat memilih
Soalnya kepalaku sakit sebelah atau migraine
Kamu pilih yang mana Yanindra, sakit kepala sebelah atau sakit kepala sepenuhnya???